Menangis, itulah ekspresi andalan si kecil yang masih bayi. Ia akan menangis ketika baru bangun tidur, lapar, ingin diganti popoknya, ingin digendong atau sekadar merasa lelah. Mungkin juga ia menangis karena sakit dan perasaan tidak nyaman lainnya. Tapi mungkin tidak ya, bayi marah?
Temper tantrum memang belum muncul sampai si kecil usia 12 hingga 18 bulan. Tapi ekspresi marah bisa tampak jauh sebelum itu dan mungkin bisa dibilang versi kecil temper tantrum. Moms & Dads perlu mengetahui apa penyebab rewelnya si kecil bila bukan ingin disusui atau diganti popoknya.
Berikut empat kemungkinan penyebab bayi marah dan menangis :
- Melepas ketegangan. Yap, si kecil bisa menangis hanya untuk merasa lebih nyaman atau sekadar buat membakar energi dan berusaha tidur dengan lebih tenang.
- Merasa frustasi. Ini bisa terjadi ketika si kecil mulai mempelajari lingkungan sekitarnya dan merasa sulit memahami atau melakukan apa yang dia inginkan.
- Merasakan ketegangan di sekitarnya. Si kecil dapat merasakan perasaan marah orang-orang di dekatnya dan memicu kerewelannya. Jadi, tenangkan dulu perasaan Moms & Dads saat sedang marah sebelum menghampiri si kecil.
- Menderita sakit. Bila si kecil terus-menerus menangis, periksa suhu tubuhnya. Periksa juga apakah ada bengkak, luka, atau hal lain di tubuhnya. Si kecil yang sering kolik perlu segera mendapat penanganan dokter.
Tips
- Tangani si kecil yang sedang menangis marah dengan sikap santai dan tenang. Jangan panik karena akan membuat si kecil tambah rewel.
- Bila sulit menenangkan si kecil dan Moms mulai frustasi, mintalah bantuan Dads atau anggota keluarga lain yang bisa bersikap lebih relaks.
- Penuhi keinginan si kecil yang sedang menangis marah, ini beda dengan penanganan tantrum.
- Cari beragam cara kreatif untuk menghibur dia karena Moms & Dads tidak bisa mengubah temperamennya. Si kecil yang suka menangis marah kemungkinan lebih ekspresif dan sensitif.