Bau mulut orang berpuasa lebih harum dari kasturi. Premis ini pasti sudah sering Moms & Dads dengar. Walaupun dianggap wajar selama berpuasa, bau mulut atau halitosis tetap saja mengganggu dan membuat kita kurang percaya diri.
Halitosis bisa terjadi pada siapa saja, dewasa maupun anak-anak. Sebenarnya ini pertanda adanya masalah kesehatan di gigi dan rongga mulut akibat oral hygiene yang buruk ataupun gejala penyakit tertentu, seperti diabetes dan masalah gastrointestinal. Kondisi ini 90% disebabkan hal-hal di dalam mulut, seperti gigi berlubang, karang gigi, tambalan gigi yang rusak, penumpukan sisa makanan, tongue coating dan lainnya. Sepuluh persen sisanya disebabkan karena faktor penyakit.
“Halitosis terjadi karena adanya penumpukan bakteri tipe anaerob gram negative di dalam rongga mulut,” tutur drg. Felicia Melati, SpKGA dari Bamed Dental Care dalam seminar Ramadhan, Momen Tepat Untuk Meningkatkan Kesehatan, di Jakarta, 17 Mei 2017. “Bakteri ini melepaskan asam amino yang mengandung sulfur atau volatile sulfur compound, yang mudah menguap dan berbau,” tambahnya.
Selama berpuasa, halitosis lebih mudah terjadi karena saliva atau air liur sebagai agen pembersih mulut alami berkurang. Saliva kurang terstimulasi karena tidak ada aktivitas mengunyah seharian. Selain itu, asupan cairan juga lebih sedikit dari biasanya.
Tapi bukan berarti bau mulut tidak bisa dihindari selama berpuasa. Drg. Felicia menyarankan agar sebelum berpuasa, Moms & Dads dan si kecil sebaiknya memeriksakan gigi ke dokter gigi agar masalah gigi dan mulut terdeteksi dan ditangani. Moms & Dads sekeluarga dapat menggunakan disclosing agent, bahan pewarna yang akan melekat di plak gigi untuk pembersihan yang lebih efektif nantinya. Selain itu, perlu menjaga kebersihan gigi dan mulut serta memperhatikan asupan makanan selama berbuka puasa dan sahur.
Tips mencegah halitosis selama bulan puasa:
- Menyikat gigi dengan benar sebelum tidur malam dan setelah makan sahur
- Menyikat lidah untuk membersihkan lapisan bio film di permukaan lidah
- Membersihkan sisa makanan dengan benang gigi
- Mencukupi asupan cairan
- Menghindari asupan makanan dengan perbedaan suhu ekstrim sekaligus, seperti berbuka dengan minum es teh manis lalu makan sup panas
- Berkumur dengan benar saat wudhu
- Rutin memeriksakan diri ke dokter gigi.
“Obat kumur atau mouth wash juga bisa digunakan setelah menyikat gigi agar mulut terasa segar. Tapi hindari yang mengandung alkohol karena bisa memicu mulut kering. Mouth wash juga tidak disarankan dipakai terus-menerus dalam jangka panjang karena ada efek samping membuat noda di gigi dan mengganggu keseimbangan bakteri mulut,” papar drg. Felicia.