Moms & Dads, ada tiga kebutuhan dasar si kecil begitu ia lahir, yaitu Asah, Asih, dan Asuh. Asih tentunya pemberian kasih sayang dari Moms & Dads dan orang-orang di sekitarnya. Asuh adalah stimulasi untuk perkembangan kognitif dan motorik si kecil. Dan Asah adalah pemenuhan kebutuhan fisis biomedis, salah satunya asupan nutrisi seimbang.
Asupan nutrisi untuk tumbuh kembang si kecil ini dipaparkan dr. Dyani Kusumowardhani, SpA, di acara favorit Moms & Dads, momdadi.com Goes to Hospital 2017, di RS Antam Medika, Jakarta Timur, Sabtu 9 September 2017. Seribu hari pertama menjadi sangat penting untuk pemenuhan nutrisinya. Dimulai dari asupan gizi seimbang selama Moms hamil, lalu inisiasi menyusui dini (IMD) sesaat setelah Moms melahirkan, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI.
“Sesuai rekomendasi WHO pada 2003, makanan pendamping ASI diberikan paling lambat di usia 6 bulan. Nutrisinya harus lengkap dan seimbang ya, Moms & Dads,” pesan dr. Dyani pada seratus lebih moms & dads peserta momdadi.com Goes to Hospital hari itu.
Kandungan nutrisi seimbang diperlukan untuk tumbuh kembang si kecil, terutama perkembangan otaknya yang meningkat pesat di seribu hari pertama. Setiap zat nutrisi memiliki fungsi masing-masing untuk otak. Karbohidrat misalnya, menjadi sumber energi agar otak mampu berpikir dan menyimpan data. Protein membentuk sel-sel otak baru dan membantu sel-sel berkomunikasi. Sementara lemak, terutama lemak tak jenuh Omega 3 dan 6 berperan dalam perkembangan sel otak dan membantu pembentukan senyawa mirip hormon, yang mengantarkan rangsangan atau perintah ke sel-sel saraf, termasuk sel otak.
Asupan nutrisi seimbang kadang terhalang oleh sikap si kecil, yang suka memilih-milih makanan atau malah susah makan. Kalau sudah begini, Moms & Dads pasti cemas ya. Ternyata ada triknya untuk membuat si kecil lebih mau menyantap makanan yang telah disediakan. Kuncinya, menurut life coach Noviyanto adalah dengan mengenali karakter si kecil.
“Perbedaan karakter kita dengan anak akan mempengaruhi pola makan anak. Misalkan, si kecil yang suka bergerak akan sulit makan bila orangtuanya pasif. Kenali karakternya agar tahu bagaimana cara yang pas untuk mengajaknya makan,” tutur dad 9 anak ini.
Life coach yang mendalami face reading ini mengungkap, Moms & Dads bisa mengenali karakter si kecil dari posisi alis dengan mata maupun dari dahinya. Ada anak yang mudah didekati, ada pula yang perlu kesabaran lebih. Beberapa anak yang hadir hari itu pun dijadikan contoh, termasuk beberapa dads dan moms.
“Perlu diingat, anak usia 3 tahun ke bawah belum mengerti konteks kata-kata. Hindari juga bersuara keras karena akan membuat anak trauma. Dari riset, jarang ada anak yang bahagia saat makan karena orangtua menggunakan cara yang sama setiap kali,” paparnya.
Selain paparan kedua pakar ini, wawasan Moms & Dads semakin luas dengan penjelasan tentang beragam hal dari para sponsor. Mulai dari bakteri baik untuk usus kita, keuntungan berbelanja online, cara menangani masalah kulit si kecil, memilih dot yang aman, asupan nutrisi praktis hingga tabungan yang bisa melindungi Moms. Moms & Dads juga kebanjiran hadiah dari beragam lomba dan doorprize. So, jangan sampai melewatkan event berikutnya ya.
[metaslider id=12735]