Pendengaran bayi bisa terganggu oleh beragam masalah. Kasus yang paling sering ditemui adalah infeksi telinga atau otitis media. Si kecil yang terkena flu berpeluang mengalaminya, Moms. Begitu pula dengan si kecil yang meminum susu dari botol sambil tidur atau terkena banyak polusi udara, termasuk asap rokok.
Otitis media disebabkan cairan yang mengisi ruang antara gendang telinga dan bagian dalam telinga berubah menjadi semacam lem. Saat ‘lem’ telinga ini tidak dapat keluar sendiri, lama-kelamaan akan menimbulkan infeksi sehingga mempengaruhi pendengaran bayi.
Berikut gejala otitis media pada si kecil:
- Telinga terasa sakit tertutama saat berbaring sehingga si kecil rewel
- Si kecil sering menarik atau menyentuh telinganya
- Sulit tidur
- Lebih sering menangis dari biasanya dan mudah rewel
- Tidak merespon suasana bising
- Kehilangan keseimbangan
- Demam sekitar 38 C atau lebih
- Keluar cairan dari telinga
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
Bawa si kecil ke dokter bila gejala tidak hilang lebih dari satu hari dan dialami oleh bayi berusia di bawah 6 bulan. Begitu pula bila si kecil tetap rewel dan sulit tidur setelah sembuh dari flu atau infeksi saluran nafas.
Selain infeksi telinga, daya pendengaran bayi juga bisa terpengaruh oleh:
- Suara terlalu keras yang terus-menerus, seperti suara konser musik rock atau mesin pesawat di bandara
- Komplikasi serius saat persalinan yang membuat si kecil kekurangan oksigen
- Nilai Apgar atau tes kesehatan saat lahir rendah
- Moms terpapar infeksi saat hamil, seperti rubella
- Riwayat keluarga untuk masalah pendengaran
- Lahir prematur atau bobot lahir rendah
- Luka di kepala
Beberapa faktor pemicu dapat Moms & Dads hindari, tapi beberapa lagi sulit dicegah. Bagaimana penanganannya tergantung kondisi dan tingkat keparahan yang dialami si kecil. Tentunya Moms & Dads perlu berkonsultasi dengan dokter anak dan dokter THT.