
Moms, di periode emas usia 0-6 tahun si kecil memiliki kemampuan belajar yang sangat baik. Otaknya tengah berkembang pesat sehingga mudah menyerap apa saja yang ada di sekitarnya, termasuk bahasa. Bila ingin menjadikan si kecil multilingual, inilah saat yang tepat untuk mengenalkan beragam bahasa kepadanya.
Ada banyak keuntungan bila ia menguasai lebih dari satu bahasa. Riset membuktikan, secara kognitif anak bilingual memiliki performa IQ lebih baik dalam tes atensi, penalaran analitikal, pembentukan konsep, kemampuan verbal dan fleksibilitas berpikir. Dalam pergaulan sosial, ia memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik dengan kesadaran metalinguistik, seperti mendeteksi kesalahan grammar dan dapat memberi respon yang sopan, relevan dan informatif. Setelah dewasa, orang yang multilingual juga memiliki kemampuan bersaing dalam memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Bagaimana menjadikan si kecil multilingual? Ternyata mudah saja dan bisa dilakukan dengan cara menyenangkan. Bahkan bisa jadi selama ini Moms & Dads sekeluarga pun telah melakukannya dengan mengajak si kecil mengobrol dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan mungkin juga ditambah satu bahasa asing.
Psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, M.Psi menegaskan, kuncinya adalah mengajak si kecil bermain karena dengan bermain ia dapat belajar banyak hal, termasuk bahasa. “Kita bisa mengenalkan bahasa asing lewat nyanyian atau buku cerita. Pilih buku cerita jangan yang rumit, disesuaikan dengan usia. Misalkan, awalnya pilih buku yang satu halaman satu kalimat saja, lalu meningkat menjadi dua kalimat dan satu paragraf. Yang penting, saat membaca lakukan banyak interaksi dengan anak,” tuturnya saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta.
Moms & Dads mungkin sering menghadapi perubahan mood si kecil. Misalkan kemarin ia antusias, hari ini ia tak semangat lagi saat diajak bermain permainan yang sama. Menurut Vera, panggilan akrab Roslina Verauli, itu bukan pertanda anak kehilangan motivasi.
“Tak ada anak yang tidak termotivasi. Saat tidak semangat berarti motivasinya sedang mengarah pada hal lain. Moms bisa mengganti permainan atau menyanyikan lullaby, meninabobokannya dalam bahasa apapun,” ujarnya.
Sikap menghargai dari Moms & Dads juga sangat penting agar si kecil tetap termotivasi saat mempelajari sesuatu dan membuatnya lebih merasa percaya diri. Vera menambahkan, penting untuk memberikan pujian atas usaha si kecil karena semua anak butuh merasa kompeten.
“Ketika merasa kompeten, anak akan lebih mudah menerima dirinya sendiri. Pujian terhadap usaha dan pencapaiannya tidak akan pernah menjadi berlebihan. Bila performanya sedang tidak baik, bandingkanlah dengan dirinya sendiri. Misalkan, katakan,’kemarin oke, loh.’ Sehingga anak mampu melihat dalam perspektif dia sendiri bahwa dia pernah kompeten,” paparnya.
Jadi tak perlu kuatir anak akan mengalami speech delay atau kebingungan bahasa untuk mengenalkan banyak bahasa kepadanya. Kenalkan beragam bahasa sedini mungkin maka kemungkinan si kecil tumbuh sebagai orang yang multilingual pun menjadi lebih besar.
