Umumnya gejala autisme pada si kecil bisa dideteksi mulai usia menjelang 3 tahun. Dengan tes baru yang digagas para ahli di Amerika Serikat, Moms & Dads kini bisa memperkirakan gejalanya lebih dini pada si kecil, bahkan di bawah usia 1 tahun.
Teknik eksperimen terbaru ini menggunakan skrining otak standar yang didesain khusus untuk bayi baru lahir. Deteksi dini dapat dilakukan pada bayi berisiko autisme karena ia memiliki saudara yang juga berkebutuhan khusus.
Tim periset dari Carolina Institute for Developmental Disabilities, University of North Carolina, Chapel Hill, USA, menggunakan pemindai untuk menemukan perubahan ukuran, permukaan hingga ketebalan di area tertentu pada cerebral cortex bayi. Cerebral cortex adalah bagian terdepan pada otak yang berfungsi untuk mengolah informasi. Pemindaian ini bisa dilakukan pada usia 6 bulan dan 12 bulan. Menurut periset, ketepatan perkiraan risiko autisme dengan cara ini mencapai 80 %.
“Penemuan ini mengungkap perubahan pada otak dalam dua tahun kehidupan awal menghasilkan gejala autisme yang akan muncul di penghujung usia dua tahun,” papar Dr. Joseph Piven, penulis riset senior. Beliau adalah direktur Carolina Institute for Developmental Disabilities, University of North Carolina, Chapel Hill.
Hasil riset yang dipublikasikan Nature edisi 15 Februari ini melibatkan sekitar 150 bayi. Lebih dari 100 di antaranya berisiko tinggi menyandang autisme karena riwayat keluarga. Menurut Dr. Piven, bayi baru lahir dengan kakak yang telah didiagnosa autism memiliki risiko lima kali lebih besar untuk tumbuh dengan gejala yang sama.
MRI scanning dilakukan pada bayi-bayi ini di usia 6 bulan, 12 bulan dan 2 tahun. Jadwal ini sesuai dengan perkembangan gejala autisme, terutama yang ditandai disfungsi motorik maupun mental. Dari hasil pengolahan algoritma komputer untuk dua jenis observasi akan didapatkan skor prediksi autism.
Observasi pertama menemukan: bayi dengan pertumbuhan permukaan otak relatif tinggi pada usia 6 bulan sampai 1 tahun akan cenderung didiagnosa autisme di usia 2 tahun. Observasi kedua menemukan: tingginya pertumbuhan permukaan otak pada setahun pertama berkaitan dengan ukuran otak yang lebih besar secara keseluruhan pada usia 2 tahun. Pertumbuhan otak berlebihan ini menjadi penanda gejala autisme.
Selain memprediksi dengan akurasi 8 : 10 untuk gejala autism, riset ini juga akurat untuk memprediksi prosentasi kemungkinan bayi tidak menyandang autisme pada usia 2 tahun. “Penemuan ini menunjukkan pentingnya pemindaian otak sejak dini sehingga bayi bisa ditangani secara intensif bahkan sebelum gejala autisme muncul dan selama otak masih berkembang,” tutur Dr. Piven sambil menambahkan, risetnya perlu dikembangkan lebih lanjut sebelum bisa diterapkan.