Metoda pengobatan kanker, penyakit penyebab kematian nomor dua di dunia, terus berkembang, Moms & Dads. Selama ini kita mengenal empat tipe pengobatan kanker, yaitu operasi, terapi radiasi, kemoterapi dan terapi hormon. Sekarang ada terobosan baru dari para peneliti, yaitu Immunotherapy dan Targeted Therapy.
“Sekarang ini banyak yang kuatir dengan pengobatan kemoterapi. Selain karena efek samping seperti mual dan rambut rontok, ada anggapan kemoterapi membunuh sel normal bersama sel kanker,” tutur Dr. Wong Seng Weng, ahli Onkologi dan Konsultan Spesialis dari The Cancer Center, Singapore Medical Group (SMG).
Walaupun anggapan itu kurang tepat karena sel normal yang rusak tidak sebanyak sel kanker oleh kemoterapi, para peneliti berusaha mengembangkan metoda pengobatan yang lebih aman. Metoda Immunotherapy dan Targeted Therapy, menurut Dr. Wong Seng Weng, lebih aman dan akurat membunuh sel kanker.
Ia menjelaskan, dengan Immunotherapy, sel kanker yang terselubung di antara sel normal, dapat diungkap dan dibunuh oleh sistem imun. Sementara pada Targeted Therapy, pasien akan menerima obat yang didesain khusus untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker dari jenis yang spesifik. Obat ini akan memutus asupan darah ke tumor sehingga menghentikan perkembangbiakan sel kanker.
“Targeted Therapy akurat mengarah pada sel kanker sehingga sel normal yang sehat tidak terkena dampak. Begitu juga dengan Immunotherapy, yang mampu mengurangi risiko penyebaran atau kematian hingga 50%. Tetapi saat ini pengobatan Immunotherapy di The Cancer Center SMG masih terbatas pada pasien stadium akhir dan masih dipelajari,” tutur Dr. Wong dalam Media Gathering The Cancer Center – SMG, Sambut Hari Kanker Sedunia, 4 Februari, di Jakarta Pusat, 24 Januari.
Treatment setiap pasien kanker, menurut Dr. Wong, akan sangat berbeda tergantung jenis dan stadium kanker. Pengobatan pun bisa berlangsung lama, hingga bertahun-tahun. Tetapi semakin dini terdeteksi, semakin besar harapan untuk sembuh.
“Setiap orang memiliki faktor risiko. Jadi deteksi dini dengan melakukan screening sangat penting. Untuk perempuan usia 40 tahun ke atas misalnya, lakukan mammogram setahun sekali untuk deteksi kanker payudara. Berikan vaksin HPV untuk cegah kanker serviks atau di usia 25 tahun ke atas lakukan papsmear untuk deteksi. Usia 50 tahun ke atas, pria dan wanita lakukan colonoscopy lima tahun sekali untuk deteksi kanker kolon,” papar ahli yang menyebutkan, faktor risiko lifestyle sangat bisa diubah untuk mencegah kanker, di samping faktor lainnya yang sulit dihindari seperti genetik, personal dan lingkungan.
Edukasi publik menjadi salah satu misi The Cancer Center atau TCC, SMG, selain memberikan layanan pengobatan lengkap, deteksi dini dan treatment terkini. Saat ini, TCC baru ada di Paragon Medical, Orchard dan Mount Elizabeth Novena, Singapore. Menurut Arifin Ng, Senior Vice President of Singapore Medical Group, SMG sendiri merupakan jaringan layanan kesehatan yang luas dengan lebih dari 25 bidang spesialisasi medis.