Menyambut Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal, 16 Oktober, Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali menggelar MilkVersation untuk membahas tentang pentingnya memahami literasi gizi dan konsumsi pangan berkualitas, untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya; Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD serta Nutrisionis Muda, Alvin Hartanto – keduanya juga memberikan edukasi terkait jenis – jenis pangan baik natural, lokal maupun olahan, cara membaca kandungan gizi pada makanan olahan, serta cara menghitung kebutuhan nutrisi tubuh harian untuk pemenuhan gizi seimbang.
Pemerintah melalui Permenkes No. 41 Tahun 2014 telah mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang serta PEMENKES no. 75 tahun 2013 tentang anjuran Angka Kecukupan Gizi Harian, guna mendorong terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Untuk meraih pemenuhan gizi seimbang, dibutuhkan literasi gizi yang baik, agar seseorang paham dengan kandungan nilai gizi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Faktanya, tingkat literasi Indonesia secara umum masih memprihatinkan. Data dari World’s Most Literate Nations menempatkan tingkat literasi Indonesia berada di urutan kedua terbawah (peringkat 60) dari 61 negara di dunia. Artinya, kesadaran masyarakat untuk membaca, mencari tahu dan memahami informasi, termasuk terkait masalah gizi, masih sangat rendah.
“Frisian Flag Indonesia memahami, rendahnya literasi gizi adalah gerbang dari timbulnya berbagai masalah gizi, yang tentunya dapat berimplikasi pada terganggunya pertumbuhan dan kesehatan fisik seseorang. Di momen peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini, FFI mengajak masyarakat Indonesia untuk cerdas mengonsumsi pangan melalui edukasi literasi gizi, menerapkan pola gizi seimbang, rutin mengkonsumsi susu, serta menjalani gaya hidup aktif. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat literasi gizi dan pangan berkualitas, sehingga lebih lanjut dapat meningkatkan status gizi bangsa dan membangun keluarga Indonesia yang kuat dan berkualitas,” ujar Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.
Menurut Kementerian Pertanian, Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia dalam keanekaragaman hayati. Di antaranya Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 26 jenis kacang-kacangan, 228 jenis sayuran, serta 389 jenis buah-buahan. Namun potensi ini belum diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat yang bervariasi, untuk pemenuhan gizi seimbang. Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD menegaskan pentingnya literasi gizi bagi masyarakat. “Manusia memerlukan zat gizi yang dibutuhkan untuk energi harian, serta membangun dan memelihara jaringan serta organ dalam tubuh. Di pasar, banyak tersedia jenis pangan, baik olahan maupun pangan lokal yang masing – masing memiliki manfaat tersendiri untuk pemenuhan kebutuhan gizi. Sayangnya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi makanan tidak berdasarkan pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Padahal, kondisi kekurangan, atau kelebihan konsumsi gizi dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang seseorang. Remember, you are what you eat! Karena itulah, sangat penting untuk memahami kandungan nilai gizi dasar, serta takaran dan proposi yang tepat dari makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Seseorang dengan literasi gizi yang baik akan dengan cermat menghitung kebutuhan gizinya, serta bijak dalam membaca label informasi pada makanan olahan yang dikonsumsi.”
Perlu dipahami bahwa tidak ada jenis pangan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Karenanya, dibutuhkan variasi pangan – baik pangan alami maupun olahan – guna memenuhi berbagai kebutuhan gizi dalam tubuh. Contohnya, nasi dan sumber karbohidrat lainnya merupakan sumber utama energi, namun minim kandungan vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi sedikit megandung energi dan protein. Ikan merupakan sumber protein yang baik, namun tidak dapat dijadikan sumber makanan utama. Sedangkan susu sebagai salah satu asupan bergizi baik, mampu melengkapi kebutuhan gizi harian seseorang guna mendukung pemenuhan gizi seimbang.
Selain memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi pangan, pemenuhan gizi seimbang juga menekankan pada pentingnya aktivitas fisik, kebersihan, dan pemantauan berat badan (BB). Nutrisionis Muda, Alvin Hartanto menambahkan, “Setiap orang membutuhkan jumlah dan takaran asupan gizi yang berbeda. Tiga faktor utama yang perlu diperhatikan untuk pemenuhan gizi seimbang adalah:
- Kenali kondisi tubuh
- Pahami kandungan gizi dari asupan makanan
- Rutin berolahraga
Layaknya sebuah bisnis, untuk menjalani hidup yang sehat, juga diperlukan perencanaan dan penetapan strategi yang tepat. Selain itu, dibutuhkan disiplin dan juga komitmen untuk mulai menjalani hidup yang lebih sehat, dimulai dengan pemahaman gizi yang baik. Dengan berbagai kemajuan teknologi dan pengetahuan, masyarakat era millennial khususnya generasi muda tentu akan lebih mudah dalam menerapkan gaya hidup sehat melalui pola gizi seimbang. Contohnya saja saat ini banyak aplikasi yang memberikan kemudahan pada kita untuk menghitung jumlah kalori pada makanan, serta mengukur kalori yang terbakar dalam tubuh berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan.”
Dukungan FFI terhadap pemenuhan gizi seimbang juga diwujudkan melalui kehadiran rangkaian produk susu berkualitas yang bergizi, dan terjangkau. “Memberikan kemudahan pada masyarakat Indonesia, Frisian Flag hadir dengan produk susu yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi di setiap tahap pertumbuhan. Hadir dalam format terlengkap – mulai dari susu cair, bubuk dan kental manis – seluruh produk kami juga dilengkapi informasi kandungan gizi yang lengkap dan tertera pada setiap kemasan produk, untuk membantu konsumen dalam memahami kandungan gizi yang mereka konsumsi,” tutup Andrew.
[metaslider id=14315]