Harigini.com I Zapheer – A I
Jakarta – Penyakit glaukoma yang kerap kali datang tanpa gejala kini semakin mengancam kualitas hidup para penderitanya. Glaukoma, yang kerap disebut sebagai “si pencuri penglihatan,” merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di dunia. Tanpa penanganan dini, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan permanen yang tidak dapat disembuhkan.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan memberikan solusi bagi para penderita, JEC Eye Hospitals and Clinics melanjutkan aksi sosialnya dengan menawarkan operasi implan glaukoma gratis kepada penderita glaukoma dari berbagai daerah di Indonesia. Program ini menargetkan 100 mata yang akan menerima operasi gratis. Inisiatif yang memasuki tahun keduanya ini juga sejalan dengan tema peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2024 yang berlangsung pada 10 Oktober lalu.
Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Ketua JEC Glaucoma Service, menjelaskan bahwa glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata yang merusak saraf optik. “Glaukoma bersifat progresif dan tidak dapat disembuhkan. Penderita mengalami penyempitan lapang pandang hingga berujung pada kebutaan permanen. Deteksi dan penanganan dini menjadi sangat penting untuk mencegah kebutaan ini,” ujar Prof. Widya.
Data menunjukkan, prevalensi glaukoma di dunia pada kelompok usia 40-80 tahun mencapai 3,54 persen. Jumlah penderita diperkirakan meningkat dari 76 juta pada tahun 2020 menjadi 111,8 juta pada tahun 2040. Di Indonesia, prevalensi glaukoma mencapai 0,46 persen atau sekitar 4-5 orang per 1.000 penduduk. JEC Eye Hospitals and Clinics sendiri telah menangani hampir 250.000 pasien yang terdiagnosa glaukoma dalam lima tahun terakhir, dengan lebih dari 3.500 operasi glaukoma dilakukan pada periode 2020 hingga 2024.

Prof. Widya menambahkan bahwa glaukoma yang bersifat kronis tidak hanya mengganggu fungsi penglihatan tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup penyandangnya secara psikologis dan finansial. “Glaukoma sering kali menyebabkan kecemasan dan bahkan depresi karena kekhawatiran terhadap kebutaan yang akan datang,” jelasnya. Melalui intervensi operasi implan glaukoma, penderita dapat mengurangi tekanan di dalam mata dan mendapatkan kembali kualitas hidup mereka.
Operasi implan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan di dalam bola mata melalui pemasangan tabung silikon kecil yang mengalirkan cairan dari bola mata, sehingga tekanan intraokular menurun. Menurut Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM(K), Ketua Pelaksana Operasi Implan Glaukoma JEC 2024, tindakan ini merupakan pilihan utama bagi pasien dengan tekanan bola mata yang tidak terkendali atau telah mengalami kerusakan saraf mata yang parah. “Dengan teknik operasi terbaru dan variasi implan yang kami sediakan, kami berharap pasien-pasien dapat kembali merasakan kenyamanan, baik selama maupun setelah operasi,” jelasnya.
Program operasi implan glaukoma gratis dari JEC ini akan berlangsung secara bertahap mulai Oktober 2024 hingga April 2025, dengan penerima manfaat berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Tahap awal operasi akan dilaksanakan di RS Mata JEC @ Kedoya, didukung oleh layanan JEC Glaucoma Service yang menawarkan edukasi, konsultasi, diagnostik, dan berbagai terapi bagi penderita glaukoma.
Peringatan Hari Penglihatan Sedunia menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk lebih peduli pada kesehatan mata dan segera melakukan pemeriksaan mata berkala. DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Direktur Utama JEC @ Kedoya, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan langkah nyata JEC dalam memberikan dampak berkelanjutan bagi penyandang glaukoma di Indonesia. “Melalui operasi implan glaukoma ini, kami berharap dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial, sekaligus mendukung visi JEC untuk meningkatkan kualitas penglihatan masyarakat Indonesia,” tutupnya.