Kali Code, Yogyakarta kini tampil beda. Atap-atap rumah warganya menampilkan gambar anti-rokok yang baru dilukis dengan cat khusus, yang membuat gambar bercahaya di bawah sinar UV dan terlihat baik siang maupun malam. Karya Koma ini terlihat jelas dari jembatan yang sering dikunjungi oleh warga Yogyakarta.
Koma, artis graffiti ternama, bekerja sama dengan Muhammadiyah Tobacco Control Centre atau MTCC, para pegiat kesehatan, warga Kali Code dan para seniman lainnya untuk proyek “Tunjukkan Warna Aslimu”. Proyek ini berupa aktivitas melukis mural bertema anti-rokok di berbagai lokasi di Kali Code. Warga Yogyakarta didorong untuk menunjukkan warna asli mereka dan menolak eksploitasi industri rokok.
Sebelumnya, sebuah perusahaan rokok terkenal melukis Kali Code dengan warna identitas brand mereka pada 2015. Analisa pasar media menunjukkan bahwa dengan melukis Kali Code seperti itu, perusahaan rokok ini telah mendapat keuntungan berupa ekspos kepada publik senilai lebih dari Rp2 milyar setiap bulan.
Kegiatan Tunjukkan Warna Aslimu juga diisi dengan pelatihan advokasi video yang diikuti warga Kali Code. Video tentang kehidupan di Code ditayangkan di sinema terbuka, Sabtu, 4 Februari 2017 di komplek perumahan pinggir kali tersebut. Murid-murid dari University of Technology of Sydney (UTS) juga bergabung dengan tim pegiat kesehatan dan warga Kali Code untuk menyukseskan proyek ini.
Setiap proses Tunjukkan Warna Aslimu didokumentasikan dengan kamera video, kamera DSLR dan drone. Moms & Dads dapat mengaksesnya lewat media sosial menggunakan tagar #SuaraTanpaRokok atau melihatnya di situs www.suaratanparokok.co.id.
”Seni mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menyampaikan pesan penting karena masyarakat bisa merasa terhubung secara emosional. Proyek ini adalah contoh konkrit dari seni masyarakat yang digunakan untuk kebaikan masyarakat,” ujar Koma.
Dianita Sugiyo, Wakil Ketua MTCC mengatakan, “Survei kami membuktikan bahwa 84% warga Kali Code, Yogyakarta ingin hidup di lingkungan yang bebas dari iklan rokok. Harapannya, kegiatan ini dan aktivitas edukasi yang kami jalankan dapat memberdayakan masyarakat lokal.”
José Luis Castro, President and Chief Executive Officer organisasi kesehatan dunia Vital Strategies, mengatakan, “Sangatlah sesuai bahwa pembukaan kegiatan ini bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia. Banyak perokok dan calon perokok di Indonesia yang berisiko terkena kanker, karena itu pesan pengawasan terhadap industri rokok haruslah terdengar.”
Menurut The Tobacco Atlas, lebih dari 2.677.000 anak-anak dan 53.767.000 orang dewasa di Indonesia adalah perokok (57,1% pria, 3,6% wanita, 41% remaja pria, dan 3,5% gadis remaja). Prosentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lain. Tembakau telah membunuh 217.400 warga Indonesia setiap tahun dan di tahun 2010 telah menyebabkan 19,8% orang dewasa pria dan 8,1% wanita dewasa meninggal.