Kampanye yang bertujuan meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat mengenai enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami bagaimana mengidentifikasi dan mengambil tindakan apabila mengalaminya. Setiap tahunnya di Indonesia berdasarkan data Globocan tercatat sebanyak 14.896 kasus baru kanker ovarium dengan angka kematian mencapai 9.581. Kemudian penelitian lainnya menunjukkan bahwa satu dari 78 wanita berisiko menderita kanker ovarium.
Kampanye yang diadakan oleh AstraZeneca Indonesia bekerjasama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) berkomitmen untuk membantu pasien dan wanita Indonesia dalam meningkatkan kesadaran untuk menghadapi kanker ovarium.
Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk selaku Ketua HOGI dalam webinar Kampanye 10 Jari mengatakan bahwa Kanker ovarium merupakan salah satu kanker yang dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala apapun di stadium awal. Hanya 20 persen dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal. Jika ditemukan lebih dini, 94 persen pasien dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis. Untuk itu, penting bagi perempuan di Indonesia untuk mengetahui faktor risiko dan gejala kanker tersebut.
“Tak hanya itu, saya juga mengimbau para pasien yang telah terdiagnosis dengan kanker ovarium untuk tetap mengontrol kondisi mereka dengan menemui dokter secara rutin dan menemukan terapi yang tepat untuk menghadapi penyakit tersebut agar kualitas hidup mereka semakin baik.” Ujar Dr Brahmana pada kampanye virtual, Kamis (13/1).
Pada “Kampanye 10 Jari” angka “10” yang tercantum merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat tentang enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium.
Enam faktor risiko ialah:
- Memiliki Riwayat kista endometrium
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara
- Mutasi genetik (misalnya BRCA)
- Paritas rendah
- Gaya hidup buruk
- Pertambahan usia
Sedangkan empat tanda kanker ovarium ialah:
- Kembung
- Nafsu makan berkurang
- Sering buang air kecil
- Nyeri panggul dan perut
Pasien yang telah didiagnosis menderita kanker ovarium harus segera berkonsultasi dengan ahli medis serta menjalani terapi yang tepat. Dengan melakukan pembedahan dan kemoterapi yang merupakan pengobatan umum untuk pasien kanker ovarium memiliki peluang keberhasilan yang cukup tinggi. Selain dengan menggunakan dukungan aspek medis, pasien kanker juga membutuhkan dukungan emosional dan mental dari orang-orang sekitar mereka untuk dapat melawan penyakitnya tersebut.
Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) mengatakan, “Melihat begitu banyak perempuan yang meninggal akibat kanker ovarium, saya percaya bahwa penting sekali bagi semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi secara berkesinambungan dalam upaya promotif, diagnosis, kuratif, rehabilitatif dan paliatif untuk pencegahan penanggulangan kanker yang lebih baik.”
“Tak hanya itu, sebagai komunitas kanker yang sudah ada sejak 2003 di Indonesia, kami juga telah melihat bagaimana para penyintas kanker ovarium dapat bersatu, dan mendukung satu sama lain untuk saling menguatkan dalam melawan penyakit ini. Dengan adanya Kampanye 10 Jari ini, semoga ada lebih banyak lagi perempuan di Indonesia yang melakukan deteksi dini dan mengetahui faktor risiko kanker ovarium.” Lanjut Aryanthi.