Jakarta – Kanker serviks terus menjadi salah satu penyakit yang paling berisiko bagi wanita di Indonesia, menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara dalam hal jumlah kasus. Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini, MSD Indonesia baru saja menggelar acara edukasi kesehatan bertajuk “Berani #NgobrolinHPV, Cegah Kanker Serviks Sejak Dini.” Acara tersebut berlangsung di Jakarta dan dihadiri oleh sejumlah tokoh kesehatan dan publik.Acara ini dihadiri oleh dr. Prima Yosephine, M.K.M., Direktur Pengelolaan Imunisasi dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan; Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes., Guru Besar Konsultan Onkologi Ginekologi dan Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI); serta Maudy Ayunda, public figure dan edukator HPV, dan dr. Mellisa Handoko Wiyono, Country Medical Lead MSD Indonesia.
Dalam sambutannya, Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou, menekankan pentingnya akses informasi yang akurat terkait kesehatan, terutama tentang kanker serviks. “Kami percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi yang kredibel. Oleh karena itu, MSD Indonesia berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Kesehatan, dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan bebas dari kanker serviks. Ini sejalan dengan upaya global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengeliminasi kanker serviks pada tahun 2030,” ujarnya.
Dr. Prima Yosephine menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah memasukkan imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional. “Imunisasi HPV kini menjadi bagian dari imunisasi rutin yang diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), kami berupaya menekan angka kejadian kanker serviks. Edukasi yang baik tentang pentingnya imunisasi HPV sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan program ini,” katanya.
Menurut Prof. Yudi M Hidayat, kewaspadaan masyarakat terhadap infeksi HPV masih rendah. “Ini menjadi tantangan tersendiri. Kita perlu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kanker serviks, pencegahan, dan pentingnya deteksi dini melalui program edukasi yang berkelanjutan,” tuturnya.
Maudy Ayunda menambahkan, diskusi mengenai penyakit menular seksual, termasuk kanker serviks, masih dianggap tabu oleh banyak wanita di Indonesia. “Banyak perempuan yang merasa malu untuk bertanya tentang kanker serviks. Kehadiran NgobrolinHPV.com sebagai platform digital memberikan kesempatan bagi mereka untuk mencari informasi yang benar dan berdiskusi tanpa rasa takut,” ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, MSD Indonesia meluncurkan kampanye #NgobrolinHPV, yang bertujuan untuk menjelaskan ancaman virus HPV sebagai penyebab utama kanker serviks. “Kami ingin mendorong perempuan untuk berani bertanya dan mendiskusikan isu-isu kesehatan mereka. Portal interaktif ini diharapkan bisa menjadi sumber terpercaya dan tempat yang nyaman bagi perempuan untuk bertukar informasi dan pengalaman,” jelas dr. Mellisa Handoko Wiyono.
Kampanye ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan di Indonesia untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti melakukan vaksinasi HPV dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Dengan semakin banyaknya perempuan yang teredukasi, diharapkan angka kejadian kanker serviks dapat menurun secara signifikan.
Melalui inisiatif ini, MSD Indonesia dan para mitra berharap untuk menciptakan perubahan positif dalam cara masyarakat memahami dan menangani kesehatan reproduksi serta pencegahan kanker serviks di Indonesia.