Sebagai mom tiga anak, Nadia Mulya sangat memperhatikan perawatan gigi anak-anaknya. Ia tak ingin mereka mengalami masalah gigi seperti yang pernah ia hadapi. Presenter sekaligus penulis buku ini pernah mengalami masalah gigi sensitif karena cara menyikat giginya kurang tepat.
“Aku mengalami gigi sensitif waktu hamil anak pertama. Selama hamil kan, pembuluh darah membesar jadi gusi gampang berdarah kalau kita salah gosok gigi. Setelah melahirkan, aku jadi MC brand oral care dan saat itu dikasih tahu, cara menggosok gigi yang benar, dari gusi ke gigi. Jadi, pas hamil kedua dan ketiga sudah tidak terlalu bermasalah dan gusi tidak sampai berdarah,” tutur Nadia, saat ditemui di acara peluncuran Pepsodent Sensitive Expert Serum Intense Repair 5, di Hotel Veranda, Jakarta Selatan.
Cara menggosok gigi ‘Merah Putih’ alias dari gusi ke gigi juga diterapkan Nadia untuk kedua anak yang lebih besar, Nuala, 10 tahun, dan Nadine, 7 tahun, sedangkan Delmar baru 9 bulan. Mereka juga rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi.
“Alhamdulillah mereka tidak punya masalah gigi. Anak yang pertama seleranya kebetulan kayak aku, lebih suka minum air putih. Nah, yang kedua suka minum minuman manis, walaupun dibatasi di rumah, ia bisa makan permen atau apa di sekolah. Jadi aku sangat memperhatikan jadwal gosok giginya. Pagi-pagi dia harus gosok gigi, setelah makan kalau aroma mulutnya kurang enak aku suruh gosok gigi lagi. Standarnya, anak-anak gosok gigi tiga kali sehari,” ujar Juara II Putri Indonesia 2004 ini.
Tapi Nadia merasa, anak-anaknya nanti perlu memakai kawat gigi karena struktur gigi yang kurang rapi. Anak pertama, menurutnya, memiliki rahang mirip suaminya sehingga giginya cenderung crowded di bagian bawah. Sementara anak kedua mengikuti bentuk rahang Nadia, sehingga perlu kawat gigi untuk merapikan gigi atasnya.
“Alhamdulillah anak-anak tidak takut ke dokter gigi karena sebelumnya aku survei dulu mana dokter gigi yang cocok untuk mereka. Aku tidak mau mereka trauma saat pertama kali ke dokter gigi atau punya pengalaman buruk seperti aku dulu, yang harus empat kali ganti behel karena orangtua tidak hati-hati memilih dokter gigi,” cerita mom 37 tahun ini. Ia menambahkan, dokter gigi anak-anaknya adalah dokter yang sama yang menangani Nadia setelah ganti behel tiga kali.
Nadia Mulya bagi-bagi tips nih, buat Moms yang ingin membawa si kecil ke dokter gigi untuk memasang kawat gigi:
- Harus cukup riset, tanya keluarga lain yang sudah pernah memasang behel untuk anaknya.
- Cek harga. Jangan memilih klinik yang asal murah, lebih baik memilih klinik berkualitas meski sedikit mahal. “Saat ini banyak klinik menawarkan kemudahan cicilan dengan kartu kredit misalnya.”
- Ajak Dads untuk berkonsultasi dengan dokter gigi agar sama-sama mengerti. “Jangan kayak aku dulu, cabut gigi pas SMP ternyata masih bisa geser karena pertumbuhan giginya belum selesai.”
- Menunggu waktu yang tepat. Memasang kawat gigi perlu kesiapan gigi dan psikologis si kecil. “Aku serahkan sesuai saran dokter gigi dan maunya anak, orangtua tidak boleh memaksa. Usia 12-13 tahun pas ABG, biasanya anak mulai memperhatikan penampilan. Pengen merapikan gigi, tertarik pakai karet behel yang lucu atau ingin ikutan ketika teman-temannya mulai pakai.”