Perjalanan sebuah produk untuk mendapatkan sertifikasi halal tentu tidaklah mudah, terlebih bila produk tersebut masih relative baru di masyarakat, dan untuk meyakinkannya tentu butuh proses yang panjang, mulai dari bahan, proses produksi itu sendiri termasuk dengan sistemnya.
Dan semua proses tersebut sudah dijalani oleh Sasha, sebuah produk pasta gigi baru yang mengandung siwak yang masuk dalam salah satu perintah nabi. “Orang Indonesia belum terlalu terbiasa dengan penggunaan siwak dalam bentuk utuh. Dengan dikemas dalam pasta gigi ini, kita tidak hanya bersyukur karena menggunakan produk halal tetapi juga bisa meningkatkan ketaqwaan karena mengandung siwak yang disunahkan nabi,” tutur Syifa Fauziah, , Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).
Mengenai sertifikasi halal grade A Pasta gigi Sasha, Lukmanul Hakim, M.Si Ketua LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian (Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). menyatakan, “Kami nyaman memberikan sertifikasi kepada PT. Kino Indonesia, Tbk sebagai produsen pasta gigi halal Sasha karena prosedur Halal sudah berjalan dengan baik, tetapi kami tetap akan mengawasi setiap tahun sesuai standar.”
“Selain mendapatkan penilaian halal Grade A, Sasha Toothpaste juga telah berhasil mendapatkan Sistem Jaminan Halal, tingkatan yang bukan hanya berhasil membuktikan produk tersebut bebas dari material haram, namun setidaknya ada 11 kriteria yang lebih komprehensif untuk Sistem Jaminan Halal,” ujar Lukman.
“Dan dalam 11 kriteria ini, pasta gigi Sasha telah dinyatakan lulus melalui audit MUI, oleh karenanya bukan hanya sertifikasi halal yang didapatkan namun juga kelulusan Sistem Jaminan Halal,” terang Lukmanul lagi.
Bagi umat Muslim, tentu akan terasa makin nyaman saat menggunakan produk sehari-hari yang halal. “Hadits Nabi menyatakan bahwa batas antara halal dan haram itu jelas. Yang subhat (tidak jelas) sebaiknya ditinggalkan,” ujar Syifa Fauziah, Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).
Pasta gigi Sasha yang halal dan mengandung siwak merupakan satu kesatuan utuh, membantu kita berhijrah dengan cara yang sederhana. Intinya, berhijrah adalah berubah dari yang belum baik beruah menjadi baik, yang sudah baik menjadi lebih baik. “Maka sebaiknya mulai sekarang kita berhijrah dan memasukkan apa yang masuk ketubuh kita dengan produk yang sudah terbukti halal,” tegas ujar Syifa Fauziah, Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).
Brand Manager Sasha Danti Nastiti mengungkapkan, pasta gigi Sasha tidak hanya memiliki functional benefit, tapi juga emotional benefit. Sifatnya seperti spiritual benefit untuk konsumen, mengingat siwak disunahkan oleh Rasul. “Saat mengembangkan produk ini, kami percaya bahwa sunah pasti ada alasannya. Ternyata memang menurut WHO, siwak membantu menjaga kebersihan gigi dan mulut,” tutur Danti.
Memasukkan siwak dalam pasta gigi memberi nilai beyond halal. Beyond halal pertama yakni Sasha memiliki functional sekaligus spiritual benefit. “Beyond halal kedua, halal bukan sekadar sertifikat di produknya saja hingga grade A tiga kali berturut-turut, tapi perusahaan pun sudah mendapat sertifikat. Halalnya dari hulu sampai hilir,” imbuh Danti.
Ia melanjutkan, “Kami memberikan ketenangan yang lebih pada konsumen yang menggunakan produk kami.” Tidak hanya bahan baku dan sistem produksi yang halal, tapi juga sikap SDM di perusahaan.
Pasta gigi Sasha terdiri dari dua varian, herbal dan whitening. Keduanya mengandung siwak yang telah terbukti bermanfaat bagi gigi dan mulut. “Untuk varian herbal ditambah ekstrak daun sirih untuk kesegaran mulut yang lebih tahan lama,” ujar Danti. Ekstrak lemon dan garam sebagai pemutih alami ada dalam varian whitening.
[metaslider id=15170]