Setahun belakangan ini, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berbagai kasus pemerkosaan yang diduga dialami oleh anak-anak. Tak hanya sebagai korban, beberapa kasus juga melibatkan anak-anak sebagai pelaku. Seperti sebuah kasus pemerkosaan yang terjadi di Mojokerto, di mana terduga pelaku baru berusia delapan tahun dan korbannya berusia enam tahun. Dengan adanya kasus tersebut, tak ada alasan lagi bagi kita untuk menunda memberikan sex education untuk anak SD.
Pendidikan seksual untuk anak sebaiknya disampaikan secara sederhana dan sesuai dengan usia mereka. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai seksualitas. Jangan tunjukan ekspresi terkejut atas setiap pertanyaan yang anak ajukan.
5 Tahapan Sex Education untuk Anak SD
Bila selama ini, Mom & Dad merasa kesulitan untuk mulai memberikan sex education pada anak, tak perlu khawatir lagi. Beberapa tahapan dalam memberikan sex education untuk anak adalah:
1. Jelaskan anatomi organ seksual beserta fungsinya
Sampaikan pada anak bahwa semua manusia memiliki organ seksual yang perlu dijaga kesehatan dan kebersihannya. Jelaskan mengenai perbedaan organ seksual antara anak laki-laki dan perempuan.
Jangan lupa juga untuk menjelaskan mengenai fungsi dasar organ seksual. Pastikan Mom & Dad menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Bila perlu, gunakan media buku cerita atau video yang saat ini sudah banyak membahas mengenai pendidikan seksual untuk anak.
2. Fokus pada konsep dasar privasi dan batasan
Meski masih anak-anak, jelaskan mengenai konsep dasar privasi dan batasan. Sampaikan pada anak, anggota tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh dilihat maupun dipegang orang lain.
Begitupun anak tidak boleh sembarangan melihat atau memegang anggota tubuh orang lain. Ajarkan pada anak mengenai apa yang harus dilakukan saat ada orang yang memaksa untuk melihat atau memegang anggota tubuh anak.
3. Jelaskan perubahan tubuh yang akan terjadi pada anak
Mom & Dad sebaiknya menjelaskan pada anak mengenai perubahan tubuh yang akan terjadi pada anak. Anak perempuan akan mengalami menstruasi dan anak laki-laki akan mengalami ereksi. Sampaikan mengenai ciri-cirinya dan apa yang harus dilakukan saat perubahan tersebut terjadi. Menstruasi dan ereksi merupakan perubahan alami yang terjadi pada setiap manusia. Pastikan Mom & Dad menjelaskan dengan sederhana tanpa membuat anak merasa khawatir atau ketakutan.
4. Diskusikan nilai-nilai positif dan etika dalam setiap relasi
Dalam kesehariannya, anak memiliki beragam relasi. Mulai dari relasi pertemanan, antar tetangga, maupun bersama guru. Sampaikan bahwa sedekat apapun relasi anak bersama orang sekitarnya, privasi dan batasan-batasan yang sudah ditetapkan tidak boleh dilanggar. Anak berhak untuk menolak setiap paksaan dari orang lain. Informasikan juga kemana anak dapat meminta pertolongan saat hal yang tidak diinginkan terjadi.
5. Terbuka atas setiap pertanyaan anak
Perubahan tubuh atau relasi bersama orang sekitar mungkin akan membuat anak merasa bingung atau kewalahan. Pastikan Mom & Dad bersikap terbuka atas setiap pertanyaan yang diajukan anak mengenai hal tersebut.
Bila belum menemukan jawaban yang tepat, sampaikan pada anak bahwa Mom & Dad akan mencari jawabannya terlebih dahulu kemudian akan mendiskusikannya kelak bersama anak.
Itulah beberapa hal yang bisa menjadi panduan dalam memberikan sex education untuk anak SD. Tak perlu sungkan untuk membicarakannya pada anak. Selain itu, pastikan Mom & Dad menyampaikannya di waktu yang tepat dan disesuaikan dengan usia si kecil.