Penyakit tuberkulosis atau TB masih menjadi masalah besar di negara kita, Moms & Dads. Pengetahuan tentang gejalanya dan kesadaran untuk deteksi dini serta melakukan pengobatan tuntas masih rendah. Untuk itu Kementerian Kesehatan RI bersama PT Johnson & Johnson Indonesia menggelar program TB Vlog Competition, kompetisi video-blogging tentang penyakit tuberkulosis.
“Indonesia adalah negara endemik tuberkulosis. Penularannya sangat cepat, bisa menyerang siapa saja terutama di usia produktif, sementara pengobatannya lama. Angka penemuan kasus masih rendah karena pengetahuan tentang TB juga rendah. Ada sekitar 68% kasus yang tidak terdeteksi dan dilaporkan. Jadi perlu kolaborasi terpadu untuk menyebarkan informasi dan mempercepat penanggulangan TB,” tutur dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes RI saat peluncuran program TB Vlog Competition di CGV Cinemas, Grand Indonesia, Jakarta.
Kompetisi video-blogging dipilih karena berdasarkan survey, penyebaran vlog melalui media online saat ini tengah diminati masyarakat. Diharapkan penyebaran informasi menjadi lebih cepat, luas dan efektif sebagai bagian dari kampanye penanggulangan TB nasional TOSS TB atau Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh.
“Internet dan berbagai platform digital menciptakan kesempatan yang baik untuk mendistribusikan informasi secara lebih cepat, terutama bagi kelompok usia produktif. Bermodal kreativitas dan kemampuan berinovasi serta berkomunikasi, didukung perkembangan teknologi, kami percaya kompetisi ini dapat menjadi upaya nyata untuk mendorong partisipasi publik dalam menyebarkan informasi seputar TB,” papar Lakish Haltakar, President Director Johnson & Johnson Indonesia.
Kompetisi TB Vlog terbuka untuk umum, baik perorangan maupun kelompok dengan kriteria usia minimum 15 tahun. Kompetisi ini dimulai pada 28 November 2017 hingga 28 Februari 2018. Pemenang akan diumumkan tepat di Hari TB, 24 Maret 2018, dengan total hadiah uang tunai senilai Rp 65 juta untuk 6 pemenang.
“Vlog berdurasi 1 menit dapat dikirimkan melalui email ke TBVlogCompetition@gmail.com dan diposting di minimal dua akun media sosial. Kriterianya, menyajikan cerita menarik, info yang tepat dan relevan, serta mengandung pesan positif tentang TB. Vlog tidak boleh mengandung unsur SARA dan pornografi,” ujar Alberts Hendrajaya, Tim Digital Johnson & Johnson Indonesia, yang juga salah satu juri TB Vlog Competition.
Tim juri kompetisi ini selain Alberts Hendrajaya adalah dr. Asik Surya, MPMM – Kepala Sub Direktorat Tuberkulosis, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Adhiatma Gunawan – CEO VP Healthcare, dan Chandra Liaw – Komedian YouTuber. Kompetisi ini juga didukung pasangan influencer muda dr. Rizna Nyctagina dan Kinos. Informasi lengkapnya ada di www.ayotosstb.com.
“Saat ini obat TB sudah lebih canggih, tetapi faktor risikonya juga meningkat. Perlu sistem penemuan aktif secara massive. Itulah sebabnya TB menjadi urusan semua orang dan perlu kontribusi multi-sektoral,” ujar dr. Asik Surya, MPMM.
Nyctagina, yang tengah hamil 5 bulan, menambahkan,”Sejak Ko-As hingga menjadi dokter umum, saya sering menemui kasus TB dengan berbagai tingkatan. Padahal TB bisa sembuh kalau deteksi dini dan pasien mau minum obat. Obatnya pun gratis.”
Kinos, suami Nyctagina, memiliki pengalaman berkaitan dengan TB. Seorang saudaranya tertular TB meskipun telah menerapkan pola hidup relatif sehat. “Anaknya sempat tertular juga. Alhamdulillah sekarang ibu dan anak sudah sembuh dengan pengobatan sampai tuntas,” ujarnya.
Dr. Asik Surya mengungkap, tak perlu malu dengan stigma masyarakat tentang TB karena semua orang berisiko tertular penyakit ini. Yang diperlukan adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta deteksi dini bila ada gejala, seperti batuk yang terus-menerus.