Saat si kecil memasuki usia 6 bulan, Moms tentu sudah bersiap memberinya makanan pendamping ASI. Disamping memberikan makanan sumber karbohidrat dan protein, jangan lupa juga untuk mengenalkan buah dan sayur. Selain menyehatkan tubuh, mengenal buah dan sayur sejak dini akan membuat si kecil tidak tumbuh sebagai picky eater.
“Sebaiknya perkenalkan dulu sayuran karena rasanya lebih hambar dari buah. Kenalkan dia satu per satu, misalnya wortel dulu lalu labu agar Moms tahu apa yang lebih disukai si kecil,” tutur dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSCM.
“Saya sendiri punya cucu berusia sekitar 8 bulan. Dia sudah mulai makan, nasinya dibikin bubur lalu sayurnya sudah dibikin campuran, misalnya wortel, brokoli, buncis, dan labu. Walaupun bentuknya blenderan, rasa sayur itu ada. Baru nanti setelah usia satu tahun atau giginya sudah banyak, dia bisa makan biasa, wortel kukus atau labu rebus yang dipotong kecil-kecil,” tambahnya.
Dr. Fiastuti menyarankan agar si kecil tidak diperkenalkan pada bumbu-bumbu hingga berusia satu tahun. Berikan rasa asli makanan untuknya tanpa garam, gula dan tambahan bumbu lain. Ini berguna agar si kecil lebih mudah menerima rasa sayuran dan buah alami yang baru ia coba.
“Bila ia sudah terbiasa makan gula atau susu coklat misalnya dan camilan asin, dia tidak akan suka buah apalagi sayuran. Baginya, buah akan terasa lebih hambar dan tidak enak dibandingkan susu dan makanan-makanan camilan itu. Tidak perlu kuatir kekurangan garam karena ia tidak akan kekurangan,” ujarnya usai peringatan Hari Buah Sedunia 2007, yang digelar Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI di Jakarta.
Mengenalkan buah dan sayur yang kaya serat, vitamin dan mineral sejak dini akan membentuk pola makan sehat si kecil. Moms tak perlu takut repot menyiapkannya. Sayuran bisa Moms kukus sebentar sebelum diblender dan diberikan bersama bubur nasi. Sementara buah dapat Moms berikan dengan cara mengerok daging buah yang sudah matang.
Hindari makanan kemasan karena kandungan vitamin alaminya telah hilang akibat proses pengolahan yang panjang. Nutrisi dalam buah dan sayur yang biasa disebut phytochemical mudah rusak karena pemanasan. Vitamin dalam makanan kemasan adalah vitamin buatan dan nutrisinya tidak selengkap buah atau sayur asli.
Pepaya dan pisang bisa Moms pilih sebagai buah awal untuk si kecil. Agar sisa buah tidak terbuang percuma, potong dan kupaslah bagian yang hanya akan dihabiskan si kecil. Moms juga dapat mengenalkan rasa jeruk dengan cara memerasnya.
Agar pola makan sehat si kecil terjaga hingga dewasa, Moms juga perlu membiasakan memasak tanpa penyedap rasa. Saat memasak pun sebaiknya tidak memberi garam terlalu banyak. Selain itu hindari memberi si kecil beragam camilan yang hanya mengandung karbohidrat, gula, garam dan minyak atau lemak, bahkan pengawet dan pewarna.
“Si kecil yang terbiasa makan buah dan sayur malah mungkin tidak akan terlalu suka makanan yang sangat manis, asin atau terlalu berminyak,” tambah dr. Fiastuti.
Ia menekankan pentingnya memberikan buah dan sayur pada si kecil sejak dini untuk mencegah terkena penyakit tidak menular atau PTM di kemudian hari. Saat ini semakin banyak orang Indonesia yang terjangkit PTM dalam usia yang semakin muda, bahkan di usia belasan. Penyakit PTM antara lain, hipertensi, obesitas, diabetes melitus, jantung koroner dan stroke.