Si kecil yang sedang marah atau bahkan mudah marah dapat membuat kesabaran Moms & Dads hilang. Api tidak bisa dipadamkan oleh api. Moms & Dads sebagai orangtua, perlu mengerti dan memahami bahwa kemarahan anak-anak penyebabnya berbeda dengan orang dewasa.
Moms & Dads perlu meredakan kemarahan si kecil agar lambat-laun ia sadar apa yang ia lakukan tidak benar. Namun masih banyak orangtua yang melakukan kesalahan dalam mengatasi kemarahan anaknya. Si kecil yang sedang ngambek malah balik dimarahi, ada juga orangtua yang menghukum anaknya, atau bahkan sampai melakukan kekerasan secara fisik agar si kecil diam.
Berikut ini beberapa tips agar Moms & Dads dapat meredakan emosi si kecil. Kemarahan si kecil bukan hanya reda, tapi ia juga didorong untuk memiliki kemampuan mengendalikan amarah dan mempunyai kecerdasan emosi yang baik.
Peka mengenali perasaan si kecil
Menurut belajarpsikologi.com, seorang anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya, membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan dengan marah-marah. Jadi, mulailah dengan memahami perasaan dan kebiasaan si kecil. Kenalilah kesukaannya, pahami apa yang ingin atau tidak ingin dia lakukan, jadwal jam tidurnya, dan sebagainya. Hindari sikap memaksa ketika ingin mengenalkan hal baru pada si kecil. Sebaiknya, tawarkan mereka untuk memilih atau lakukanlah dengan cara perlahan sebagai bentuk pembiasaan sehingga ia akan melakukan sendiri tanpa diminta.
Komunikasi yang baik
Kadang komunikasi tidak terjalin dengan baik antara Moms & Dads dengan si kecil sehingga ia kesulitan ketika ingin menyampaikan sesuatu. Akhirnya rasa kesal dan ungkapan protes kepada orangtua ia tunjukkan dengan cara marah, ngambek, merusak sesuatu, dan lain-lain. Bangunlah komunikasi yang hangat dengan si kecil, jangan membuat jarak dan anggaplah ia sebagai sahabat. Ketika komunikasi sudah terjalin dengan baik, si kecil akan mampu mengetahui cara yang tepat untuk menyampaikan aspirasinya.
Tegas
Jika si kecil tetap bersikap lancang atau marah, satu waktu Moms & Dads pun harus bersikap tegas. Tunjukkan ketegasan dengan tenang dan tidak marah-marah karena kemarahan hanya akan membuat si kecil sulit menerima perkataan Moms & Dads. Selain penjelasan sederhana, Moms & Dads juga perlu memberi contoh langsung.
Tidak menghukum
Ketika si kecil terus-menerus marah atau membantah, sebaiknya Moms & Dads tidak menghukumnya. Berikan arahan dan kesempatan agar si kecil bisa mengungkapkan kekesalannya. Bantu dia untuk membicarakan perasaan dan pikirannya. Komunikasi dua arah ini akan lebih mudah tercapai bila Moms & Dads sering mengobrol santai dan menunjukkan rasa sayang pada si kecil.
Memberikan larangan yang logis
Kata-kata ‘jangan’, ‘tidak’,’ tidak boleh’ dan sebagainya sering membuat anak merasa tidak dipercayai atau dibatasi ruang geraknya. Larangan perlu disertai dengan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami si kecil. Bila menyangkut hal yang membahayakan, maka Moms & Dads harus menjelaskan risikonya bila dia memaksa untuk melakukannya.
Memeluknya
Kadang kemarahan si kecil dipicu hal yang sangat sepele, seperti kurang kasih sayang atau perhatian. Si kecil yang beranjak besar atau kesibukan Moms & Dads yang terus bertambah lama-lama bisa mengurangi kedekatan keluarga. Ia akan merasa kurang disayang lagi. Pelukan dan belaian kasih sayang dari orangtua sangat ia harapkan. Jadi, biasakanlah memeluk atau menciumnya dengan tulus ketika akan berangkat bekerja atau ketika si kecil sakit untuk menenangkan perasaannya.