
Si kecil yang lahir terlalu cepat atau prematur berbeda dengan bayi cukup bulan. Lahir di usia kehamilan Moms kurang dari 37 minggu berarti pertumbuhannya belum matang. Otak, jantung, ginjal, sistem imun hingga inderanya belum berkembang sepenuhnya. Pemberian ASI sangat penting karena nutrisinya sesuai dengan kebutuhan si kecil untuk tumbuh.
Dr. dr. Rinawati Rohsiwatmo, SpA(K), yang baru saja meluncurkan buku ASI untuk Bayi Prematur, menekankan pentingnya ASI dari ibu kandung. Berikut beberapa tips persiapan pemberian ASI dari dokter spesial anak, salah satu penggagas departemen Neonatal di RSCM tersebut:
- Niatkan untuk memberikan ASI sejak awal kehamilan dengan berpikir positif bahwa Moms bisa melakukannya.
- Barengi niat dengan kerja nyata. Moms perlu menjaga pola makan sehat yang seimbang, cukup istirahat, berolahraga dan menghindari asap rokok serta minuman beralkohol.
- Mencari informasi yang akurat tentang manfaat dan teknik pemberian ASI.
- Ikuti kelas antenatal saat hamil, bila perlu bersama Dads.
Kelahiran prematur tidak bisa diprediksi, kecuali untuk kasus tertentu. Dr. Rina menyarankan agar Moms mempersiapkan bidan di samping dokter kandungan di rumah sakit. Nantinya, bidan ini yang akan membantu Moms memompa ASI dan memberikannya pada di kecil yang sedang dirawat di NICU.
“Begitu kondisi Moms dan si kecil stabil, ASI harus segera diberikan, terutama kolostrum, ASI yang keluar pertama dari Moms. Setetes dua tetes sangat berharga,” ujar pemilik situs konsultasi drrina.id ini.
ASI Moms adalah yang paling sesuai untuk si kecil karena kandungannya memenuhi kebutuhan usia bayi. Pada minggu pertama kelahiran, ASI prematur mengandung protein 3,9 gr, berbeda dengan ASI ibu yang melahirkan bayi cukup bulan, hanya 2,4 gram. Padahal kebutuhan protein bayi prematur mencapai 3,5 gr. Begitu juga dengan kandungan kalsium, mencapai 53 mg, lebih tinggi dari kandungan ASI cukup bulan, 47 mg.
“Tapi bila ASI tidak keluar atau tidak bisa mencukupi kebutuhan si kecil, ASI donor bisa dipilih. Hanya saja harus diskrining dulu. Sebaiknya dipilih dari ibu yang baru melahirkan prematur juga. Gendernya harus sama, bukan semata karena masalah agama, tetapi karena kebutuhan bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Hati-hati dengan riwayat penyakit keluarga pendonor ASI karena bisa diturunkan pada bayi,” papar dr. Rina.
Agar Moms dapat memberikan ASI sendiri, dr. Rina memberi tips hindari stress dan rasa bersalah. Butuh dukungan dari Dads sekeluarga dan pihak rumah sakit agar Moms tidak memikirkan hal-hal pemicu stress.
