Moms & Dads, di penghujung bulan cegah kanker serviks ini ayo kita lebih aware pada penyakit yang sangat berbahaya itu. Kanker serviks masih menjadi salah satu penyebab kematian Moms tertinggi di dunia, padahal sangat bisa dicegah jauh-jauh hari. Salah satu cara terbaik pencegahannya adalah dengan pemberian vaksin HPV di usia pra remaja.
Vaksin HPV diberikan untuk menghambat virus HPV, terutama tipe 16 dan 18 penyebab kanker serviks. Si kecil di usia 9-13 tahun memiliki kekebalan tubuh yang sangat baik untuk dapat merespon vaksin. Itu sebabnya ada program pemberian vaksin HPV gratis untuk sisiwi-siswi kelas 5 SD di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Vaksin ini bisa diberikan paling muda pada anak usia 9 tahun. Faktor imun yang sangat baik membuat respon tubuh terhadap vaksin di usia 9 sampai 13 tahun dua- tiga kali lipat lebih bagus dibanding pada orang dewasa,” tutur dr. Venita, Kabid Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia Propinsi DKI Jakarta, saat peluncuran Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks atau KICKS di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat, 26 April 2017.
Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG (K), Ketua Umum Indonesian Working Group on HPV (IWG-HPV) mengatakan, ”Di usia 10 tahun, imun sangat bagus sehingga hanya diperlukan dua dosis vaksin yang diberikan dengan jangka waktu 6 bulan sampai setahun . Sementara untuk usia 14 tahun ke atas diperlukan 3 dosis. Pemberian vaksin di usia kanak-kanak juga protektifnya cukup panjang. Sampai 16 tahun belum perlu booster, dan diharapkan bisa sampai 20 tahun lebih.”
Sayangnya belum banyak orangtua yang memahami manfaat pemberian vaksin ini dan terpengaruh kabar negatif yang beredar. Padahal efek samping pemberian vaksin HPV sama dengan vaksin lain, hanya rasa sakit dan sedikit bengkak di area bekas suntikan. Tidak ada bukti vaksin ini memicu menopause dini.
“Ada basis medis mengapa anak remaja perlu mendapatkan vaksinasi HPV. Sama saja dengan pemberian vaksin polio, gunanya untuk mencegah jauh sebelum sakit,” ujar dr. Venita.
Saat ini pemerintah masih memprioritaskan pemberian vaksin kepada anak perempuan sebagai pencegahan kanker serviks atau leher rahim. Sebenarnya, vaksinasi HPV juga baik untuk anak laki-laki karena virus HPV bisa memicu kanker jenis lain, seperti kanker mulut, tenggorokan, penis, anus, dan munculnya kutil kelamin.
“Perempuan menjadi prioritas karena lebih urgent, implikasinya jauh lebih besar. Tapi bila faktor ekonomi bukan masalah, orangtua bisa memberikan vaksin ini pada anak laki-laki. Di Amerika, vaksin ini sudah umum diberikan juga pada anak laki-laki,” ujar dr. Venita.
Tanpa program pemberian vaksin gratis dari pemerintah, biaya yang perlu dikeluarkan Moms & Dads untuk satu dosis vaksin cukup besar. Prof. Andrijono menyebutkan harganya bervariasi dari 750 ribu rupiah hingga lebih dari satu juta rupiah, tergantung fasilitas medis yang kita pilih.
Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks atau KICKS, yang terdiri dari beberapa organisasi non profit dan profesi medis, dibentuk tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya mencegah kanker serviks. Tujuan lainnya adalah mendorong pemerintah untuk melaksanakan program vaksin HPV secara lebih luas sehingga beban biaya menjadi lebih ringan.