Moms, ASI memiliki komposisi unik yang tidak tergantikan oleh susu formula merk apapun. Komposisi unik ini pula yang memberikan beragam manfaat, yang tidak bisa diberikan oleh zat makanan lain di awal kehidupan. Itu sebabnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama si kecil menjadi sangat penting.
Mengawali pekan ASI, 1-7 Agustus, Moms & Dads diajak untuk mengenal komposisi unik ASI yang bernama oligosakarida atau HMO (Human Milk Oligosaccharides). HMO adalah senyawa gula yang menjadi komponen ketiga terbesar dalam ASI setelah laktosa, yang juga sejenis gula, dan lemak. Tak ada susu formula yang mengandung HMO, dan senyawa ini berpotensi untuk digunakan sebagai terapi pengobatan nantinya.
Para peneliti di University of California San Diego School of Medicine dan kolega mereka di Kanada, merilis hasil riset yang menarik tentang HMO dalam jurnal Allergy edisi 15 Juni 2018.Mereka menyimpulkan, HMO kemungkinan dapat mengurangi sensitivitas makanan pada si kecil sehingga si kecil terhindar dari alergi makanan.
Oligosakarida sebenarnya tidak dapat dicerna oleh bayi, tapi berlaku sebagai prebiotik dalam sistem pencernaan si kecil. Ini berarti HMO membantu perkembangan mikrobiota atau bakteri dalam usus si kecil, yang sangat berpengaruh pada masalah alergi. Riset-riset sebelumnya menunjukkan, bayi yang mendapatkan ASI memang memiliki risiko lebih rendah untuk terkena beragam penyakit, seperti asma, infeksi, sesak nafas dan obesitas.
Riset terbaru, yang dipimpin Lars Bode, PhD, associate professor bidang pediatrik di UC San Diego School of Medicine, dan Meghan Azad, PhD, assistant professor di Rady Faculty of Health Sciences, University of Manitoba itu, menganalisa data dan sample ASI dari 421 bayi dan ibunya, yang tergabung dalam the CHILD Study. The CHILD Study adalah studi yang mencatat data sekitar 3.500 ibu dan anak di Kanada sejak anak masih dalam kandungan hingga usia sekolah. Studi, yang dilakukan oleh the Canadian Institutes of Health Research dan konsorsium the AllerGen Network of Centres of Excellence ini, berlangsung selama 10 tahun atau sejak 2008.
Sample ASI diambil pada bulan ke-3 atau ke-4 setelah si kecil lahir dan dianalisa di Larsson-Rosenquist Foundation Mother-Milk-Infant Center of Research Excellence, di UC San Diego. Pada usia satu tahun, bayi-bayi ini menjalani tes kulit untuk mengetahui tingkat sensitivitas allergen mereka, termasuk pada beberapa jenis makanan tertentu.
“Hasil tes positif tidak selalu menunjukkan alergi, tapi mengindikasi sensitivitas tinggi. Sensitivitas di masa bayi juga tidak selalu bertahan sampai besar, tapi penting untuk memprediksi masalah penyakit alergi di kemudian hari,” tutur Meghan Azad.
Penelitian ini menunjukkan hanya sekitar 14 % dari 421 bayi yang diberi ASI, memiliki sensitivitas pada satu atau lebih makanan allergen di usia 1 tahun. Secara umum, HMO berpengaruh walaupun komposisinya berbeda pada setiap ASI, tergantung banyak faktor, seperti tahap laktasi, usia gestasional, kesehatan maternal, etnis, lokasi geografis dan pemberian ASI eksklusif.
“Riset kami telah mengidentifikasi manfaat HMO, yang berkaitan dengan rendahnya sensitivitas makanan pada bayi usia 1 tahun,” ujar Lars Bode. “Sepengetahuan kami, ini adalah studi terbesar mengenai HMOs dan perkembangan alergi pada bayi. Serta yang pertama, yang mengevaluasi profil keseluruhan HMOs.”