Moms & Dads sudahkah mengecek kadar Hb atau Hemoglobin beberapa bulan terakhir ini? Dengan cek Hb rutin, Moms & Dads bisa mengetahui apakah perlu mengubah pola hidup menjadi lebih sehat atau jangan-jangan malah Moms & Dads membutuhkan penanganan medis karena anemia.
Hemoglobin sendiri adalah metaloprotein atau protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah. Fungsinya untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dari tubuh untuk dikeluarkan paru-paru.
Kekurangan dan kelebihan kadar Hemoglobin dalam darah mempengaruhi kesehatan kita. Batas normalnya berbeda-beda disesuaikan dengan usia dan gender. Pada si kecil yang baru lahir, kadar normalnya adalah 17 – 22 gram/desiliter. Pada anak-anak hingga remaja berkisar antara 11 – 13 g/dl. Untuk pria dewasa = 14 – 18 g/dl dan wanita dewasa = 12 – 16 g/dl. Nilai Hb di bawah normal berarti seseorang mengalami anemia, sebaliknya bila di atas normal berarti ia mengalami polinemis.
Nilai Hb rendah menandakan kadar oksigen dalam darah juga rendah sehingga terjadi gangguan kesehatan seperti anemia dan sesak nafas. Jantung yang bekerja keras untuk mengatasi kekurangan oksigen dalam darah pun akhirnya memburuk sehingga timbul rasa nyeri di dada dan jantung berdebar-debar.
Kehamilan menjadi salah satu faktor pemicu turunnya kadar hemoglobin. Bila saat cek Hb rutin kadar Hb Moms hamil kurang dari 11 g/dl, berarti Moms mengalami anemia. “Yang penting dan harus diperhatikan oleh ibu hamil dengan anemia adalah memperhatikan asupan gizi, terutama sebelum masa kehamilan, dan menyampaikan keluhan saat hamil. Ibu hamil dengan anemia berisiko mengalami abortus, perdarahan pasca persalinan, kelelahan, dan kematian. Pertumbuhan janin bisa terhambat, prematuritas, hingga kematian,” tutur Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG(K), Ketua Umum PERINASIA dan Anggota Dewan Pertimbangan Obstetri dan Genokologi Indonesia (POGI) Cabang DKI Jakarta dalam seminar kesehatan yang digelar HemoCue dan Kedutaan Besar Swedia, bertema “Pemeriksaan Hemoglobin (HB), Langkah Awal Kenali Gejala Anemia”, Rabu, 12 April 2017 di Ballroom Hotel Akmani, Jakarta.
Selain kehamilan, faktor risiko lainnya adalah meningkatnya aktivitas fisik, dehidrasi, kurangnya asupan nutrisi, pendarahan, penggunaan obat tertentu, dan lainnya. Pasien Thalassemia sangat perlu menghindari anemia agar kualitas hidup mereka tetap terjaga dan harus menjalani transfusi darah secara rutin. Dr. Ria Syafitri, M.Biomed, Direktur Unit Transfusi Darah Pusat (UTDP) PMI menjelaskan, darah untuk transfusi harus berkualitas tinggi alias berasal dari pendonor darah yang sehat.
“Setiap pendonor darah wajib menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk diperiksa kadar Hemoglobin darah. Hal ini penting, untuk menjaga keselamatan pendonor darah. Jangan sampai pendonor tersebut menjadi sakit atau anemia setelah menyumbangkan darahnya. Selain mengganggu kesehatan pendonor, darah yang disumbangkan tidak dapat memperbaiki keadaan pasien seperti yang diharapkan,” ujar dr. Ria.