Moms, si kecil yang secara genetik memiliki IQ tinggi ternyata akan mengalami penurunan kecerdasan akibat gizi buruk. Dan seorang anak yang mengalami gizi buruk pada seribu hari pertamanya, menurut beragam penelitian, sulit untuk menaikkan kualitas kesehatan dan kecerdasannya lagi.
“Misalkan seorang anak yang terlahir dengan IQ 120, karena gizi buruk, IQ-nya turun 40 poin. Ketika ia mendapat perbaikan gizi di usia satu tahun, IQ-nya masih bisa naik lagi sekitar 20 poin. Tapi perbaikan gizi di atas usia 2 tahun tidak menaikkan kecerdasan anak. Artinya, sudah tidak bisa diperbaiki lagi kalau terlanjur kurang gizi,” papar Dr. dr. Damayanti R. Syarif, SpA (K), dokter spesialis anak, sub spesialisasi nutrisi dan penyakit metabolik dari RSCM dalam talkshow peringatan Hari Anak Nasional bersama Philips AVENT, di Jakarta.
Status gizi buruk di seribu hari pertama si kecil bisa berakibat stunting atau tumbuh pendek bukan karena faktor genetik. Saat ini, negara kita menjadi penyumbang kelima terbanyak kasus stunting di dunia setelah India, Nigeria, Pakistan, dan Cina. Efek negatif stunting bermacam-macam, di antaranya penurunan fungsi kecerdasan, gangguan sistem pembakaran lemak sehingga lebih mudah gemuk, dan berisiko lebih tinggi terkena penyakit degeneratif, seperti diabetes, jantung, osteoporosis, dan lainnya.
“Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, setelah usia 40 tahun, orang yang mengalami gizi buruk dan stunting 65% IQ-nya di bawah 90 dan 25% di bawah 70. Artinya, kemampuan berpikir dan bekerja akan hilang,” ujar Dr. Damayanti.
Perbaikan gizi saja di atas usia 2 tahun tidak berpengaruh pada kecerdasan, begitu pula dengan stimulasi. Perpaduan antara pemberian stimulasi dengan perbaikan gizi memang lebih baik, tapi tidak mengembalikan pada keadaan normal. Solusi terbaik menurut Dr. Damayanti adalah deteksi dini status gizi si kecil lewat grafik tumbuh kembang yang diterapkan WHO dan Kemenkes RI. Perbaikan gizi dan stimulasi segera di bawah usia 2 tahun hasilnya akan jauh lebih baik daripada terlambat.
“Masa depan anak ada di tangan ibu. Biasanya, berat badan bayi mulai turun di usia sekitar 3 bulan, usia mantap menyusui. Ibu bisa berkonsultasi ke dokter anak, cari tahu kenapa. Bisa jadi karena pemberian ASI yang salah sehingga perlu perbaikan. Bisa juga ASI-nya tidak cukup. Kalau masih di bawah usia 4 bulan, bisa ditambah ASI donor atau susu formula, tapi harus hati-hati. Kalau usia bayi sudah 6 bulan, berikan MPASI,” tuturnya.
Pemberian MPASI setelah si kecil memasuki usia 6 bulan sangat diperlukan karena nutrisi ASI sudah tidak mencukupi meski masih melimpah. Si kecil terutama memerlukan tambahan energi, protein dan zat besi. Tapi bukan berarti ASI tak lagi diperlukan karena tetap ada banyak komponen yang tak tergantikan, seperti kandungan enzim pencernaan dan beragam zat penangkal penyakit.