Bertepatan dengan Hari Kesetaraan Perempuan (Women’s Equality Day), Kecap ABC meluncurkan Koki Muda Sejati sebagai langkah dalam mendukung kesetaraan gender, terutama di dapur. Program ini juga melibatkan anak remaja laki-laki dari 50 sekolah menengah untuk belajar memasak sehingga memiliki bekal dan pemikiran untuk menjadi pasangan yang setara di dapur.
Program ini sudah berlangsung sejak tahun 2018 dalam mendukung kesetaraan gender, terutama di dapur salah satunya dengan meluncurkan “Akademi Suami Sejati” (www.akademisuamisejati.com) dan juga berbagai kegiatan mendukung para suami agar dapat menjadi pasangan yang setara di dapur untuk membantu istrinya memasak seperti di Hari Ibu dan bulan Ramadhan.
Berdasarkan riset dari HILL ASEAN STUDIES 2018, 60% istri bekerja di Indonesia namun kurang dari 3 diantara 10 suami yang hanya bersedia memasak. Ketika para istri ikut bertanggung jawab finansial keluarga, suami tidak ikut berbagi pekerjaan rumah tangga, yang bisa dimulai dari memasak.
Sebagai Brand yang telah digunakan oleh lebih dari 50% keluarga Indonesia sehari-hari, Kecap ABC memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki kondisi dimana kesetaraan dalam memasak belum terjadi.
“Isu kesetaraan, terutama di dalam pembagian tugas memasak merupakan isu paling melekat pada brand kami. Kami sebagai brand percaya untuk terus mendukung isu untuk membawa perubahan yang berkelanjutan. Koki Muda Sejati, merupakan inisiatif terbaru kami dengan menjangkau para remaja. Program ini akan mengajak remaja laki laki untuk belajar memasak dan pentingnya kesetaraan gender, agar kelak mereka dapat menjadi pasangan yang setara. Karena kami percaya para suami sejati masak. Hari ini dan di masa depan,” ucap Dhiren Amin, Direktur Marketing & R&D, SEA, Kraft Heinz.
Roslina Verauli, psikolog keluarga, mengatakan Memasak berkaitan dengan kesetaraan gender, bicara gender bicara aspek budaya gender merupakan kontruksi sosial budaya yg membedakan karakteristik feminim dan maskulin Di indonesia. kesetaraan gender masih senjang, Indonesia terlalu memegang paham sterotipe, padahal gender akan selalu berkembang sesuai tiap kota dan wilayah.
Anak laki laki akan belajar peran gender dari bapaknya mulai dari bagaimana bersikap, bicara, begitu juga dengan cara masak. Anak laki akan tetap memiliki cara tersendiri memasak dengan cara maskulin yang membedakannya dengan perempuan. Anak laki dan perempuan akan belajar dari ibu dan bapaknya dalam kesetaraan gender begitu juga ketika mereka dapat bekerja bersama sama untuk memahami bahwa ada kesetaraan bahwa gender itu bukan tentang pembagian tugas berdasarkan stereotipe tapi melainkan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk berkontribusi.
Berikut adalah beberapa manfaat bagi anak laki laki yang belajar memasak :
- Dia akan belajar sisi sisi maskulin dari ayahnya bahkan dari cara memasak.
- Ketika dia lihat ayahnya membantu ibunya si anak akan menganut sistem egaliter (kesetaraan).
- Si Anak akan lebih kooperatif, sisi maskulinnya tidak sangat dominan atau terlalu mendominasi (ekstrim), karna gender itu bukan tentang stereotipe melainkan tentang peran.