Hallo Moms, Penyakit tiroid merupakan satu dari dua masalah terbesar di bidang endokrinologi. Diantarannya ada penyakit Graves. Apabila penyakit Graves ditandai dengan gejala mata disebut Oftalmopati Graves (OG). Penyakit ini berdampak buruk dan juga menurunkan kualitas hidup.
Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Imam Subekti, SpPD-KEMD mengatakan, OG merupakan salah satu penyakit tiroid dengan modalitas terapi yang relatif terbatas dan hasil pengobatan yang masih belum memuaskan. Oleh karena itu perlu terobosan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengenai Oftalmopati pada penyakit Graves, Prof Imam juga menjelaskan, “OG adalah bagian dari proses autoimun yang kompleks yang melibatkan jaringan orbita dan periorbital pada penyakit Graves. Data di RSUPN-CM Jakarta tahun 2004, menemukan dari sekitar 26% dari pasien hipertiroidtisme, 22% diantarannya memperlihatkan kelainan mata dalam berbagai bentuk. Bila menggunakan pencitraan CT scan atau MRI orbita, tanda OG dapat dideteksi hampir 90% pasien Graves. OG sendiri sering ditemukan di 2 kelompok usia yaitu 40-44 tahun dan 60-64 tahun untuk wanita dan 65-69 tahun untuk pria. Rasio wanita dibanding pria pada pasien OG berkisar antara 5:1 hingga 10:1.”
Prof. Imam juga menjelaskan bahwa ada dua kelompok OG, yang pertama kelompok yang tidak dapat di modifikasi dan kelompok yang dapat di modifikasi. Kelompok yang dapat di modifikasi seperti, usia, jenis kelamin, dan genetik. Kelompok yang bisa di modifikasi seperti, lingkungan yang berisi orang-orang perokok. Pasien Graves yang tidak merokok 51,7% mengalami oftalmopati, pada pasien perokok aktif, 68,2% mengalami oftalmopati, pada pasien mantan perokok, 64% mengalami oftalmopati.
Faktor lingkungan yang lainnya adalah Terapi Yodium Radioaktif (RAI) untuk Penyakit Graves. Risiko kejadian OG setelah terapi yodium radioaktif untuk hipertiroidisme sebesar 15-39%, lanjutnya.
Prof. Imam mengemukakan, “ OG berdampak negatif dan jangka panjang pada pekerjaan, hobi dan fungsi psikososial pasien. Sebuah studi di Jerman, mendapati pasien OG yang datang ke klinik terpatu tiroid-mata, melaporkan cacad pekerjaan yang signifikan, cuti sakit, 36%, dinonaktifkan, 28%, dipensiun dini, 5%, kehilangan pekerjaan, 3%.
Sayangnya, OG merupakan salah satu penyakit tiroid dengan terapi yang relatif terbatas dan hasil pengobatan yang masih belum memuaskan.Oleh karena itu, mengetahui faktor risiko dan mencegahnya sejak dini sangat penting untuk menjaga kualitas hidup penderita Graves.
Pencegahan OG dapat dilakukan dengan tiga klasifikasi tingkatan yaitu, primer, sekunder, tersier. Merokok adalah faktor risiko terpenting timbulnya OG. Bukti kuat sangat menunjukan bahwa berhenti merokok adalah intervensi yang fundamental dalam hal pencegahan penyakit primer, sekunder, dan tersier. Oleh karena itu pasien Graves, terlepas dari ada atau tidaknya OG dan keparahannya, harus dimotivasi untuk berhenti merokok.
Jadi untuk Moms dan Daddy dimanapun berada, berikan motivasi “STOP MEROKOK” untuk anggota keluarga, dan juga orang-orang terdekat ya Moms Daddy, Sehat itu Mahal loh, yuk bangun pola hidup sehat!!