Moms, sebuah riset di Amerika Serikat baru saja mengumumkan hasilnya. Mereka bilang, moms yang kelebihan berat badan atau obesitas di awal kehamilan berisiko melahirkan si kecil yang akan mengalami epilepsi atau gangguan kejang. Prosentasinya bahkan sangat tinggi, mencapai 82% untuk Moms dengan obesitas parah.
“Ini berarti semakin parah obesitas yang dialami ibunya, semakin tinggi risikonya,” ujar salah satu penulis riset, Dr. Eduardo Villamor, professor epidemiology dari University of Michigan School of Public Health.
Riset ini melibatkan data medis dari 1,4 juta lebih bayi yang lahir di Swedia antara tahun 1997 sampai 2011. Lebih dari 7.500 anak di antaranya terdiagnosa epilepsi antara usia 0 sampai 16 tahun. Perist menemukan, anak-anak yang mengidap epilepsi berkaitan dengan angka BMI atau Body Mass Index ibunya di usia kehamilan sekitar 14 minggu. Riset ini membagi obesitas menjadi tiga tipe: Grade 1 dengan BMI 30- 34,9, Grade 2 dengan BMI 35-39,9, dan Grade 3 dengan BMI 40 atau lebih. FYI, BMI normal antara 18,5-24,9. BMI 25-29,9 dikategorikan kelebihan berat badan.
Peluang terjadi epilepsi masa kecil pada anak-anak menurut para periset, dibandingkan dengan moms yang memiliki berat badan normal adalah sebagai berikut:
- 11% untuk moms dengan kelebihan berat badan
- 20% untuk moms dengan obesitas Grade 1
- 30% untuk moms dengan obesitas Grade 2
- 82% untuk moms dengan obesitas Grade 2.
“Kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko yang bisa dimodifikasi. Pencegahan obesitas pada wanita usia produktif sangat penting untuk dijadikan strategi kesehatan publik untuk menurunkan risiko epilepsy,” ujar Neda Razaz, penulis utama riset yang juga postdoctoral fellow dari Karolinska Institute, di Stockholm, Swedia.
Periset menambahkan, obesitas pada Moms juga bisa menjadi faktor risiko untuk beragam masalah lain. Moms tentu tahu, obesitas adalah faktor risiko untuk persalinan prematur dan kelainan bawaan. Bayi juga lebih berisiko mengalami trauma atau kadar oksigen rendah saat proses persalinan. Kadar oksigen rendah diduga menjadi faktor utama penyebab epilepsi.
