Saat hamil, selera makan Moms menjadi salah satu yang paling terpengaruh. Semangat ngemil, terutama selepas trimester pertama, bertambah pesat. Rujak, berbagai buah, asinan, manisan, kue, es krim, yogurt dan pudding terasa begitu enak di lidah. Tetapi di awal kehamilan, selera makan Moms bisa membuat orang-orang terdekat heran.
Moms yang awalnya memfavoritkan bakso misalnya, mendadak merasa mual dengan hanya mencium aromanya saja. Atau Moms yang setiap pagi biasanya sarapan telur mata sapi, kini menolak mentah-mentah begitu melihat ada makanan ini di piring. Perubahan selera makan yang drastis ini terjadi pada sebagian Moms hamil di seluruh dunia.
“Perubahan selera makan bisa terjadi pada setiap orang, tapi jenisnya berbeda-beda,” ujar Jennifer Wu, MD, dokter kandungan dari Lenox Hill Hospital, New York City.
Secara umum, Moms hamil biasanya akan merasa kurang berselera pada makanan berbahan daging, telur, makanan pedas dan berlemak. Selain itu, kopi juga umumnya dihindari para wanita hamil, termasuk yang semula sangat menyukai kopi. Food aversion ini biasanya dibarengi dengan morning sickness di trimester awal. Moms sering mual, muntah dan pusing tidak hanya di pagi hari, tapi juga siang dan malam.
Tapi bila morning sickness menghilang saat memasuki trimester kedua, food aversion bisa bertahan hingga 9 bulan bahkan lebih. Banyak juga yang mengalami perubahan selera yang hilang timbul, membuat para ahli menganggapnya sebagai misteri.
“Tidak ada yang tahu dengan pasti dari mana food aversion berasal,” ujar Anjali Kaimal, MD dari Massachusetts General Hospital, Boston. Tapi ‘tersangka’ utamanya adalah hormon. “Kemungkinan besar pemicunya adalah HCG atau human chorionic gonadotropin,” tambah Kaimal.
Hormon HCG membawa banyak pengaruh dalam kehamilan dan kadar tertinggi ada di trimester awal, sekitar minggu ke-11. Setelah itu, kadarnya mulai menurun. Dalam periode ini biasanya Moms hamil mengalami mual, muntah alias morning sickness. Hormon lainnya diduga mempengaruhi indera penciuman dan perasa Moms sehingga menjadi lebih sensitif.
“Selama hamil, indera penciuman dan perasa wanita lebih peka dan sesuatu yang berbau tajam akan membuat mereka mual,” tutur Wu. Tapi, dokter kandungan ini menambahkan aroma tajam bukan satu-satunya penyebab food aversion karena banyak Moms hamil yang berbalik menjadi tidak suka makan ayam walaupun ayam tidak berbau tajam.
Jennifer Wu menambahkan, hormon memproduksi lebih banyak saliva atau air liur di mulut yang memicu rasa logam, sehingga mempengaruhi selera makan. Peningkatan kepekaan ini dapat diambil hikmahnya karena Moms menjadi terhindar dari makanan yang kurang segar misalnya, sehingga kesehatan janin pun lebih terjaga.