Moms & Dads, ternyata perilaku bullying bisa dilakukan siapa saja tanpa sadar. Secara definisi, kata ini berarti melakukan tekanan kepada seseorang yang lebih lemah, entah itu berbentuk verbal, fisik maupun mental. Tindakan kurang menyenangkan ini bahkan bisa dilakukan orangtua yang otoriter.
Ada beberapa cara agar Moms & Dads tidak terjebak dalam perilaku kurang menyenangkan atau mendorong si kecil menjadi pelaku bullying di luar sana. Berikut tiga di antaranya, yang bisa Moms & Dads terapkan sehari-hari:
- Memperbaiki komunikasi di rumah. Buatlah si kecil merasa nyaman membicarakan hal apapun dengan Moms & Dads. Berikan respon positif, hindari sikap menyalahkan, meremehkan hingga membandingkan si kecil dengan anak lain. Komunikasi yang baik akan membangun kepercayaan dan rasa nyamannya kepada Moms & Dads.
- Mencontohkan perilaku positif. Moms & Dads adalah panutan pertama si kecil. Apapun yang Moms & Dads lakukan, si kecil akan meniru. Terbiasa melihat sikap positif yang ditunjukkan Moms & Dads, seperti tidak mengejek orang lain, menertawakan atau mudah marah, akan membuat si kecil melakukan hal yang sama.
- Tidak memaksakan kehendak. Si kecil ingin les beladiri, Moms & Dads malah memasukkannya ke les piano. Akibatnya, si kecil merasa dipaksa dan tertekan. Hindari menjadi orangtua yang otoriter, tetapi tidak juga menjadi orangtua yang terlalu permisif atau membiarkan si kecil berbuat seenaknya. Menurut psikolog Yasinta Indrianti, M.Psi , penting untuk membiarkan si kecil menekuni bidang yang dia sukai dan bertanggung jawab atas pilihannya. “Orangtua sebaiknya tidak memilihkan, tetapi mengajari anak untuk memilih sendiri. Dorong si kecil untuk berani bicara dan memiliki self awareness,” ujar psikolog dari EduPsycho Research Institute ini, dalam Media Gathering YUPI, Let’s Speak Up di Tartine FX Sudirman, Jakarta, 2 November 2017.
Yasinta menambahkan, anak yang merasa tertekan di rumah, akan cenderung menekan temannya yang lebih lemah di luar rumah. Dengan kata lain, si kecil akan memiliki perilaku bullying. Ada efek negatif perilaku tidak menyenangkan ini baik untuk pelaku maupun korbannya.
Untuk pelaku, Yasinta menjelaskan dua efek negatif utama, yaitu:
- Merasa bersalah. Bila ia tidak bisa mengatasinya, rasa bersalah ini akan terbawa sampai dewasa dan cenderung membuatnya rendah diri.
- Merasa tindakannya benar. Pembiaran dari lingkungan atas perilakunya akan membuat ia tumbuh dewasa dengan prinsip boleh menindas yang lemah.
So, berikan pendidikan karakter sejak dini agar si kecil tidak menjadi bully maupun korban. Dan hindari bersikap otoriter maupun permisif supaya ia tumbuh sehat secara psikologis, mental dan fisik.