Moms, sudah mendapatkan vaksinasi HPV? Vaksinasi yang satu ini makin sering dibicarakan dua tahun belakangan karena menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks atau leher rahim. Moms & Dads tentu pernah mendengar kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian tertinggi perempuan selain kanker payudara.
Tidak seperti jenis kanker lain, kanker serviks diketahui penyebabnya, yaitu human papillomavirus atau HPV sehingga dapat dihindari dengan pemberian vaksin HPV. Bagi Moms yang sudah menikah, perlu dilakukan skrining dulu sebelum mendapatkan vaksinasi HPV. Ada tiga macam skrining, yaitu Papsmear, IVA, dan Tes HPV. Ini penting karena pemberian vaksin malah bisa membahayakan bila ternyata sudah ada virus HPV aktif dalam tubuh Moms. Bila hasil skrining negatif, Moms akan mendapatkan tiga dosis vaksin yang diberikan dalam rentang waktu enam bulan.
“Bila anak-anak hanya perlu dua dosis, untuk orang dewasa atau di atas usia 13 tahun diberikan tiga dosis vaksin agar efektif. Dosis kedua biasanya diberikan setelah dua bulan dan dosis ketiga empat bulan kemudian,” ujar Dr. Cindy Rani Wirasti, SpOG setelah Lokakarya & Sosialisasi Vaksinasi HPV bertema Love Yourself, Love Your Family untuk para ibu kader PKK, yang digelar KICKS dan YKI DKI di Graha YKI Jakarta, 7 September 2017.
Tapi bila Moms hamil setelah divaksin, sebaiknya Moms menunda dulu pemberian dosis berikutnya hingga enam bulan setelah melahirkan. Kenapa harus ditunda? Karena selama hamil antibody Moms terus mengalami perubahan akibat pertumbuhan janin. Pemberian vaksinasi untuk pembentukan antibody selama hamil menjadi tidak efektif. Saat ini dunia medis masih meneliti untuk membuktikan vaksinasi HPV aman buat Moms dan janin.
“Vaksinasi biasanya baru bisa dilakukan enam bulan setelah melahirkan. Pemberian vaksinasi ini aman untuk Moms yang sedang menyusui. Menyusui kan biasanya bisa sampai setahun, dua tahun. Untuk Moms yang hamil sebulan setelah divaksin misalnya, tak perlu mengulang dosis dari awal,” ujar Dr. Cindy.
Menurut dokter spesialis kandungan ini, jangka waktu aplikasi antibody hasil vaksinasi HPV masih diteliti sampai sekarang. Sejak awal penelitian tahun 2002 hingga sekarang 2017, diketahui aplikasinya masih 100 %. Ini berarti Moms dan si kecil yang sudah divaksin di usia 9 tahun ke atas, belum memerlukan pemberian booster atau dosis penguat hingga 14-15 tahun setelah divaksin. “Masih akan terus diteliti 5 atau 10 tahun ke depan apakah aplikasinya masih ada atau tidak dalam tubuh,” ujarnya. Dr. Cindy juga mengungkap, “Vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer kanker serviks adalah sebuah investasi kesehatan untuk masa depan, yang berdampak pada kehidupan keluarga.”
Selain vaksinasi, Moms dianjurkan untuk rutin melakukan skrining, misalnya Papsmear setahun sekali. Dr. Cindy menganjurkan Moms mulai rutin melakukan Papsmear setelah tiga tahun menikah hingga usia lanjut. Lebih baik lagi bila Moms melakukan Papsmear segera setelah melahirkan.
“Deteksi dini dengan skrining sangat penting karena kanker serviks tidak menimbulkan gejala di stadium awal. Padahal pembedahan hanya bisa dilakukan jika masih stadium 2A,” paparnya. Ia menambahkan, memasuki periode menopause bukan berarti risiko menurun. “Justru risiko semakin tinggi karena virus memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang menjadi kanker. Jadi sebaiknya Moms tetap rutin melakukan skrining.”
Saat ini, biaya skrining Papsmear dan IVA sudah ditanggung BPJS Kesehatan, Moms. Untuk umum pun bisa melakukan kedua jenis skrining tersebut di YKI DKI Jakarta dengan harga jauh lebih murah. “Tahun depan kami baru akan menyediakan skrining Tes HPV,” ujar dr. Venita, Kabid Pelayanan Sosial, YKI DKI Jakarta.