Moms, ternyata si kecil yang masih balita pun bisa stress dan bakal tambah banyak pemicu stressnya seiring pertambahan usia. Agar Moms dapat membantu si kecil mengendalikan stress, www.orami.co,id mengajak para moms mengikuti 1st Arisan Orami: Managing Your Kid’s Stress with Art Therapy, yang digelar di Atrium 3, fX Sudirman, Jakarta, Sabtu, 1 April 2017.
Seminar sekaligus workshop ini diikuti sekitar 50 moms dengan sangat antusias. William Budiman, praktisi Positive Psychology dan Certified Hypnotherapist mengungkap, ada tiga penyebab utama stress pada si kecil, yaitu perubahan, ancaman dan sesuatu yang tidak bisa dia kontrol. Pendiri Aethra Learning Center ini pun menjelaskan bagaimana cara mengatasinya.
“Moms bisa memilih problem based coping atau emotional based coping. Tidak ada yang lebih baik karena intinya harus seimbang. Jangan menumpuk masalah, tetapi juga jangan lupa untuk menurunkan emosinya,” ujar William Budiman, yang juga penulis buku Manusia Apa Robot?.
Lewat workshop, moms dikenalkan pada Art Therapy, gabungan seni dengan psikologi yang menjadi salah satu cara untuk mengenali sekaligus mengendalikan stress. Siang itu, para moms belajar dan mempraktekkan langsung Art Therapy dipandu Rendy, seorang spesialis Art Therapy dari Aethra Learning Center.
“Poin utamanya, keluarkan emosi dan imajinasi, lalu maknai gambar yang Moms buat,” jelas Rendy saat meminta para moms mencari pola dari coretan warna yang sudah mereka buat.
Pizza Emosi menjadi bagian Art Therapy yang semakin membuat para moms antusias. Kali ini mereka diminta menggambarkan apa saja yang terjadi dan mereka rasakan selama seminggu terakhir, dalam sebuah kertas berbentuk lingkaran yang telah dibagi delapan mirip potongan pizza.
Pizza Emosi berfungsi untuk mengenali emosi dan karakter seseorang melalui alat gambar yang mereka pilih dan gambar yang dibuat. Pilihannya siang itu adalah crayon, kapur, pensil warna dan spidol. Rendy menjelaskan, semakin rigid alat yang dipilih, misalkan spidol dan pensil warna, menandakan karakter yang sistematis dan logis, cenderung kaku. Sementara semakin liquid alat yang dipilih, menandakan karakter yang lebih fleksibel dan kreatif.
“Moms bisa menerapkannya di rumah untuk mengenali karakter anak sehingga bisa mengendalikan stressnya dengan tepat,” jelas Rendy.
Di ujung terapi, para Moms diajak untuk menceritakan apa saja yang tergambar dalam Pizza Emosinya alias curhat. Jadi, tak perlu menginterogasi si kecil untuk mengetahui penyebab stressnya, cukup memintanya menggambar dan menceritakan makna apa di balik gambarnya.
“Setelah menggambar ini rasanya saya jadi lebih lega, bisa senyum sendiri,” ujar seorang mom.
Wiliyanti Sung, Marketing Communication Manager www.orami.co.id, menjelaskan, kegiatan ini sengaja dibuat untuk mendekatkan Orami dengan para konsumennya, yang rata-rata Moms berusia 20-40-an. Tema mengendalikan stress anak dipilih melalui survey, yang hasilnya sebagian besar Moms menginginkan aktivitas berbentuk seminar dan workshop.
“Kami ingin Moms bisa belajar dan nantinya dapat membantu anak untuk lebih terbuka. Sekarang ini banyak orangtua tidak sadar kalau anaknya stress. Kebetulan Aethra memiliki workshop khusus untuk itu,” tutur Wiliyanti.
Arisan Orami terbuka untuk umum dan akan digelar dua bulan sekali dengan tema berbeda. Moms bisa mendaftarkan diri dan membeli tiketnya secara online untuk menjadi peserta Arisan Orami berikutnya, di www.orami.co.id.
[metaslider id=11776]