Moms & Dads, agar dapat melahirkan generasi baru yang lebih sehat, kita perlu menjaga kehamilan sejak dini. Saat ini kasus kematian ibu dan anak di negara kita masih terbilang tinggi. Angka kelahiran prematur atau preterm juga masih tinggi. Data UNICEF menunjukkan, Indonesia berada di urutan kelima negara di dunia dengan jumlah bayi prematur terbanyak, lebih dari 15,5 per 100 kelahiran.
“Ini berarti 1 dari 7 bayi lahir di Indonesia merupakan preterm, sebuah kondisi di mana otak bayi dan organ belum sempurna,” ujar Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, dokter ahli kandungan dan kebidanan serta spesialis fetomaternal dalam Forum Diskusi Kesehatan Philips Indonesia, di Jakarta, 14 Desember 2017.
Dr. Ali menyarankan agar setiap mom melakukan persiapan matang sebelum hamil. Bahkan sejak usia remaja persiapan itu sudah harus dilakukan. Menjaga keseimbangan dan kecukupan gizi, melakukan pre-marital test untuk mengetahui kondisi mental dan fisik calon suami, hingga pemeriksaan talasemi, hepatitis dan diabetes bagi para calon mom, yang akan sangat mempengaruhi kesehatan si kecil nantinya.
“Harus dipersiapkan bobot, bibit, dan bebet,” saran Dr. Ali. “Mom hamil dengan hepatitis, anak yang lahir kemungkinan bisa terkena sirosis atau kerusakan hati. Mom hamil dengan anemia, dapat mengalami pendarahan dan meninggal. Jadi, perbaiki dulu gizinya, baru hamil.”
Pemerintah juga melakukan beragam upaya agar angka kematian ibu dan anak dapat ditekan dan melahirkan generasi baru yang lebih baik. Dr. Eni Gustina, MPH, Direktur Kesehatan Keluarga, dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyebut penyebab utama kematian moms adalah pendarahan berat (hemoragik), keracunan kehamilan (preeklamsia), dan infeksi (sepsis). Sementara penyebab utama kematian bayi adalah berat lahir rendah di bawah 2500 gram, asfiksia/sesak nafas dan infeksi.
“Upaya pemerintah antara lain dengan mempersiapkan berbagai fasilitas kesehatan penyedia BPJS, mendukung pemberian ketrampilan bagi para tenaga kesehatan, membangun kemitraan antara bidan desa dengan dukun parazi hingga menyekolahkan anaknya ke sekolah kebidanan,” tutur Dr. Eni.
Pemerintah juga menggalakkan program Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan dua goal utama :
- Promotif kepada remaja, agar mereka memiliki bekal pengetahuan mengenai kehamilan
- Preventif kepada calon pengantin, supaya mereka tahu apa yang harus dipersiapkan sebelum kehamilan terjadi.
Tiga pesan Germas adalah melakukan aktivitas fisik rutin, mengonsumsi buah dan sayur, serta rutin memeriksa kesehatan. Ini bisa dilakukan siapa saja, terutama para calon moms agar dapat menjaga kehamilan dan melahirkan generasi baru yang sehat.
Dalam forum diskusi ini, Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia, mengungkap, “Philips Indonesia ingin membantu masyarakat. Salah satunya, bekerja sama dengan Telkom mengadakan aplikasi MOM (Mobile Obstetrical Monitoring), yang diberikan kepada bidan di daerah-daerah, dilengkapi dengan alat-alat periksa standar untuk evaluasi berkala ibu hamil. Harapannya, dengan aplikasi ini, dokter ahli kandungan dapat memantau dan memberikan info ke bidan, terutama jika ada kemungkinan kehamilan berisiko tinggi. Bidan kemudian bisa info ke ibu hamil untuk diperiksakan lebih lanjut atau dicegah risiko kehamilannya.”
Dr. Ali kemudian menyimpulkan, “Kehamilan merupakan anugerah dan harus disyukuri. Tidak semua perempuan diperkenankan hamil. Hamil normal bukan merupakan penyakit, dan ada prosesnya. Selama menjalani proses, kehamilan harus dipersiapkan dan dijaga.”