Bahagia, harmonis, sehat fisik dan mental. Tentunya itu harapan semua keluarga ya, Moms & Dads. Tapi kadang tanpa bisa diduga, kita menghadapi beragam masalah termasuk masalah kesehatan jiwa seperti Gangguan Bipolar. Dunia pun mengajak kita lebih aware dan melakukan deteksi Gangguan Bipolar lewat peringatan Hari Bipolar Sedunia, 30 Maret.
Apa itu Gangguan Bipolar atau GB? Definisinya adalah gangguan perasaan yang terbagi dalam beberapa episode waktu. Satu episode bisa berupa depresi, episode lain kebalikannya, semangat berlebihan atau manik. Ada juga yang disebut episode hipomanik atau versi lebih ringan dari manik, episode normal atau eutimik dan episode campuran antara depresi dengan hipomanik/manik.
“Gangguan bipolar bisa ditandai dengan mood swing, perasaan yang berubah secara dramatis dalam waktu cepat. Dalam satu episode bisa bercampur antara perasaan depresi dengan manik,” ujar Dr. A.A.A. Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), Kepala Departemen Psikiatri RSCM. “Tapi bisa juga dalam satu episode ia merasa depresi cukup lama, hingga dua minggu. Episode manik dan hipomania biasanya bisa berlangsung selama seminggu. Di antara episode depresi dan manik atau hipomanik dapat terjadi eutimik,” tambahnya.
Dr. Agung menjelaskan, ada beberapa tipe GB, yaitu:
- Bipolar atau BP-I, yang ditandai dengan episode depresi dan manik. Ini bisa terjadi pada pria dan wanita dengan perbandingan 1:1.
- BP-II, biasanya tidak menampakkan gejala manik dan lebih banyak terjadi pada wanita.
- BPD subthreshold dengan episode depresi dan hipomanik.
Pada laki-laki, BP bisa terjadi lebih cepat. Gejalanya bisa muncul di usia remaja, menurut penelitian rata-rata di usia kurang dari 22 tahun. Sementara pada wanita, BP muncul lebih lama, yaitu di usia akhir 20-an atau sekitar 26-27 tahun. Pada wanita, gejala awal yang umum adalah depresi. Selain beragam faktor psikologis dari luar, BP juga bisa dipicu dari dalam, seperti faktor genetik (masih perlu diteliti), dan faktor fluktuasi hormon pada wanita.
Perubahan mood dramatis ini tentunya akan mempengaruhi kehidupan sosial dan produktivitas seseorang, bahkan bisa memicu bunuh diri. Itu sebabnya penting deteksi gangguan dini, diagnosa dan penanganan yang tepat agar orang dengan GB bisa hidup normal. “GB 80-90% dapat diatasi dan dikendalikan,” ujar Dr. Agung, sambil menyebut beberapa pasien GB yang sukses lulus kuliah cum laude atau bekerja di perusahaan besar.
Lalu seperti apa ciri-cirinya? Moms & Dads dapat mengevaluasi diri-sendiri dan orang sekitar dengan memperhatikan beberapa poin ini:
- Merasa gembira lebih dari biasanya
- Sangat iritabel atau mudah terganggu dan marah
- Percaya diri berlebihan
- Tidak butuh tidur
- Banyak bicara atau berbicara lebih cepat dari biasa
- Energik dan sangat aktif
- Pikiran yang sangat aktif dengan banyak ide berlompatan
- Konsentrasi mudah teralihkan
- Bermasalah di pekerjaan dan kehidupan sosial
- Lebih tertarik terhadap seksual
- Melakukan tindakan berisiko
- Boros atau belanja berlebihan.
Para pakar membuat Rumus “Tiga” untuk memudahkan deteksi Gangguan Bipolar pada seseorang. Amati saja, apakah ia mengalami tiga atau lebih episode depresi mayor, tiga kali bercerai, memiliki tiga profesi berbeda, menggunakan tiga zat terlarang, atau memiliki tiga pacar dalam satu periode. Melakukan tiga perilaku impulsif yang berbahaya seperti ngebut, berjudi, seks bebas, dan lainnya.
“Bisa juga ditandai dengan dandanan mencolok. Misalkan, yang tadinya suka warna lembut, mendadak pakai baju merah terang, plus tas dan sepatu merah. Biasanya paling tidak ada tiga items berwarna cerah,” tutur Dr. Agung.